hate


Aku paling tak suka kalau aku dikalahin cowo. Kalau dikalahin cewek okelah, mungkin bisa kuterima dengan lapang dada, karena aku masih bisa mengelak di depan ortuku, mencari pembenaran dengan berdalih, “Karena dia cewe, mungkin ia bisa lebih rajin dari aku, so wajar saja jika dia yang menang”.
Tapi kalau sudah dikalahin cowo, jujur aku bingung harus mencari alasan macam apa agar dapat pemakluman dari ortu. Pasalnya, di aku maupun keluargaku terpampang sebuah pemahaman bahwasanya cowo iku sering teledor (tidak serajin cewek), sehingga peluang untuk bisa mengalahkan cowo menjadi sangat besar. Baru kalau ada cowo yang memiliki kualifikasi tidak seperti pemahamanku (alias cowo tersebut rajin dan pintar) berarti cowo tersebut amat sangat keren, sekaligus ‘Ngeselin banget’ jika dia yang menjadi lawan kompetisi karena aku akan dikalahkan olehnya dengan amat sangat mudah.
Dulu pas SMA, aku dikalahin cowo. Ngeselin banget karena aku harus nyari berjura-juta alasan agar tetap survive dari marahnya ortu. Plus memalukan banget. Dia yang juara 1 dikelasku adalah cowo, udah gitu statusnya pacaran. Sementara, kala itu statusku jomblo. Harusnya aku yang juara 1. Think! Waktu belajarku tentunya lebih banyak daripada dia. Aku juga bisa lebih fokus dari dia karena waktuku tak terpotong untuk memikirkan pacar. Ehh tapi kenapa dia yang berhasil menang dari aku. Sungguh, Aku benar-benar malu kala itu. Aku kehabisan akal untuk mencari alasan pembenaran didepan ortuku.
Memang kala itu, ortuku tidak marah besar ke aku, namun Beliau hanya tersenyum sekaligus tertawa kecut saat mengetahui posisi peringkatku yang jauh tertinggal dibelakang. Aku tahu senyum dan tawa tersebut merupakan bentuk sindiran sekaligus pukulan telak bagi diriku. Aku merasa buruk.
Dan kini aku mengalami hal yang serupa. Yang ini ikutan lomba blog,, ihh ada cowo begituan,,
Dulu di kompetisi blog yang sama, dia yang berhasil menggondol juaranya. Sekarang, di kompetisi yang ku ikuti, dia juga ikut. Duhhh, seketika mood bersaingku musnah. Mimpiku untuk bisa jadi jawara seketika menguap. Sedih mengenaskan. Hiks.

Comments

Mau baca yang ini gak?