Lebih Suka Memendam Kebencian dengan Diam
Saya tipikal orang yang kalau sudah benci sama orang lain, aroma
kebencian saya bakal nampak dengan sangat jelas. Hooho saya paling tak bisa disuruh
pura pura baik kalau sudah terlanjur benci sama orang. Ibaratnya jijik. Parahnya,
bahkan untuk sekedar menatapnya, melihatnya, apalagi mengajaknya berbicara,
saya ogah ogahan.
Dia mau ngomong, berpendapat apapun, tak bakalan aku respon.
Sebodo amat jika pendapat dia itu sudah nyata nyata salah dan keliru, tak ada sedikitpun
niat untuk memberitahukan kebenarannya ataupun membenarkannya. Ibarat dia mau
nyemplung sumur, healah bodo amat! Sana nyemplung gih! Biar sekalian gak kelihatan
lagi di depan mata saya, alias biar gak merusuhi (merusak) pemandangan mata
saya, bhahahha.
Iya, beginilah saya. Kalau sudah terlanjur jahat, jahat nya
saya langsung berada di level teratas.
Sebodo amat, dikira tak sopan, tak tahu adat, dan sebagainya
karena bagi saya kalau sudah benci, saya bakal jadi orang super cuek sedunia,
tak menggubris lagi nyinyiran orang sekitar.
Sungguh bangganya diri saya ini!
Wkwkwkk padahal aslinya saya tahu dan sadar betul itu tidak
baik. Jangan terlalu suka dan bangga memelihara rasa benci tapi yah gimana lagi
loh, daripada kuluapkan terus saya marah marah gak jelas lebih baik kan saya diam.
Atau mungkin dari teman teman ada yang punya tips meredakan
kebencian selain dengan diam?
Orang yang marahnya diam lebih serem lo.
ReplyDeletewkwkkwkkw, biarin biar kayak singa bang
Deletekarena kalau keseringan diumbar marahnya gak bakal digubris sama orang lain.
marah seperlunya ketika tidak bisa ditolerir lagi, sudah tak kuat bersabar lagi
sereeem
DeletePasti temen kantor yah, wkwkwkwk
ReplyDeleteWkwkw 100
DeleteGimana ya.. Saya kalau marah diam juga sih, nggak suka marah-marah sambil teriak, jadi ya diem aja sambil manyun😁
ReplyDeletebhahaha sama mbk, lebih enak manyun ketimbang teriak teriak ngabisin suara dan energi
Deletebersikap lebih terbuka sebenarnya lebih nyaman lho...cuma ya kadang sifat ada tertanam dalam untaian gen
ReplyDeleteAsal mula diam manyun itu ialah kita sudah terbuka ngomong baik baik, cuma lawan bicaranya yang tidak peka alias paham dengan bahasa kita jadilah kita males. Terus endingnya milih manyun tsb
DeleteBeda say ama saya, kalau saya lihat sikon dan orangnya.
ReplyDeleteKalau sama paksu ya pasti ngomel, belum bisa marah diam saja.
Heran saya hahaha.
Tapi kalau sama orang tua, saya mesem-mesem saja, sambil ngomel dalam hati, terus besoknya ga mau deket2 tuh orang tua hahaha
Kalau sama teman juga gitu, cuek aja, tapi berikutnya saya hindari.
Tapiiii, pernah juga tuh saya meledak marah ama temen, saya bentak dia, mereka shock hampir pingsan hahahaa