Putus : Selesai sampai disini
Ceritanya,
Cerita cinta saya dan dia yang telah kutulis dan kubagikan pada kalian selama bulan puasa kemarin, sudah usai. We are over.
Dan disaat saya berusaha keras untuk melupakannya. Justru tiap malam, tanpa undangan apapun dia selalu masuk di mimpiku. Sungguh sial. Berkali kali saya harus menahan rasa sakit di dada, nyeseg.
Perpisahan ini,
Kenapa harus dia yang meninggalkan saya lebih dulu. Saya gak setuju. Saya gak terima. Harusnya saya yang pergi duluan. Bukan dia.
Yang lebih ngeselin, kenapa dia pergi tanpa pamitan. Pergi dan langsung menghilang begitu saja. Seolah olah jari jari tangannya putus sehingga tidak bisa digunakan untuk mengetik pesan wa lagi.
Padahal telah banyak hal yang kita bicarakan untuk kedepannya. Kini semuanya tak berguna lagi pembicaraan pembicaraan kita yang telah lalu.
Benar, memang benar, saya tak bisa memintamu apalagi memaksamu untuk tinggal bersamaku. Itu hakmu jika kamu ingin dan memilih pergi. Karena itu hidupmu, kamu berhak memilih yang terbaik untuk hidupmu.
Atau Mungkinkah?
Kamu terlalu takut menyakitiku jika harus pamit terlebih duhulu kala ingin pergi selamanya? Meski dan justru sebenarnya, kepergianmu yang tanpa pamitan inilah yang membuatku makin sakit hati. Tapi apa boleh buat, sekali lagi saya tak bisa meminta ataupun memaksamu untuk pamitan terlebih dulu jika ingin pergi. Saya sadar itu.
Sampai kadang, saat rindu ini menjelma. Saya hanya bisa berharap semoga kamu segera kembali menyapaku. Melanjutkan rencana rencana yang telah kita susun kemarin dan mewujudkannya menjadi nyata.
Ahhh,
Saya tau itu hanyalah khayalan saya belaka. Karena dimanapun dan bagaimanapun kondisinya, yang pergi akan tetap pergi selamanya. Belum pernah ada dalam kamus kehidupan yang mengatakan, mereka yang pergi akan kembali.
Saya harus sadar itu dan kenyataan lebih pahitnya, saya harus mengikhlaskanmu.
BTW, Terima kasih untuk ribuan menitmu yang telah kamu luangkan untukku. Membuatku terjaga hingga tengah malam hanya untuk bisa ngobrol denganmu. Terima kasih atas nasehat nasehat baikmu. InsyaAllah akan tetap kuingat meski kini kita tak bersama lagi.
Terima kasih telah mengingatkanku untuk lebih menyayangi orang tuaku selagi mereka masih ada. Membalas kebaikan mereka melebihi kebaikan mereka ketika merawatku di waktu kecil. Memulyakan mereka di usianya yang kini sudah senja.
Dan terakhir,
Baiklah, ya Allah jika memang ini yang terbaik untuk saya. Semoga Engkau segera mengirimkan jodoh saya yang sesungguhnya, sebagaimana yang telah Engkau tuliskan di lauh mahfudz. Aamiin.
Cerita cinta saya dan dia yang telah kutulis dan kubagikan pada kalian selama bulan puasa kemarin, sudah usai. We are over.
Dan disaat saya berusaha keras untuk melupakannya. Justru tiap malam, tanpa undangan apapun dia selalu masuk di mimpiku. Sungguh sial. Berkali kali saya harus menahan rasa sakit di dada, nyeseg.
Perpisahan ini,
Kenapa harus dia yang meninggalkan saya lebih dulu. Saya gak setuju. Saya gak terima. Harusnya saya yang pergi duluan. Bukan dia.
Yang lebih ngeselin, kenapa dia pergi tanpa pamitan. Pergi dan langsung menghilang begitu saja. Seolah olah jari jari tangannya putus sehingga tidak bisa digunakan untuk mengetik pesan wa lagi.
Padahal telah banyak hal yang kita bicarakan untuk kedepannya. Kini semuanya tak berguna lagi pembicaraan pembicaraan kita yang telah lalu.
Benar, memang benar, saya tak bisa memintamu apalagi memaksamu untuk tinggal bersamaku. Itu hakmu jika kamu ingin dan memilih pergi. Karena itu hidupmu, kamu berhak memilih yang terbaik untuk hidupmu.
Atau Mungkinkah?
Kamu terlalu takut menyakitiku jika harus pamit terlebih duhulu kala ingin pergi selamanya? Meski dan justru sebenarnya, kepergianmu yang tanpa pamitan inilah yang membuatku makin sakit hati. Tapi apa boleh buat, sekali lagi saya tak bisa meminta ataupun memaksamu untuk pamitan terlebih dulu jika ingin pergi. Saya sadar itu.
Sampai kadang, saat rindu ini menjelma. Saya hanya bisa berharap semoga kamu segera kembali menyapaku. Melanjutkan rencana rencana yang telah kita susun kemarin dan mewujudkannya menjadi nyata.
Ahhh,
Saya tau itu hanyalah khayalan saya belaka. Karena dimanapun dan bagaimanapun kondisinya, yang pergi akan tetap pergi selamanya. Belum pernah ada dalam kamus kehidupan yang mengatakan, mereka yang pergi akan kembali.
Saya harus sadar itu dan kenyataan lebih pahitnya, saya harus mengikhlaskanmu.
BTW, Terima kasih untuk ribuan menitmu yang telah kamu luangkan untukku. Membuatku terjaga hingga tengah malam hanya untuk bisa ngobrol denganmu. Terima kasih atas nasehat nasehat baikmu. InsyaAllah akan tetap kuingat meski kini kita tak bersama lagi.
Terima kasih telah mengingatkanku untuk lebih menyayangi orang tuaku selagi mereka masih ada. Membalas kebaikan mereka melebihi kebaikan mereka ketika merawatku di waktu kecil. Memulyakan mereka di usianya yang kini sudah senja.
Dan terakhir,
Baiklah, ya Allah jika memang ini yang terbaik untuk saya. Semoga Engkau segera mengirimkan jodoh saya yang sesungguhnya, sebagaimana yang telah Engkau tuliskan di lauh mahfudz. Aamiin.
wah semangat, masih abnyak kehdiupan yg akan datang yang lebih baik drod mikirin patah hati
ReplyDeleteIyaps betul. Un guna mending move on
DeleteNaahllooo!!...🙄😳😳
ReplyDeleteMengapa engkau tinggalkan daku...
Mengapa engkau tiada membalas tangan ini
Aku tak percaya mudahnya lupakan janji
Namun t'lah terjadi di depan mataku
Air mata yang kutahan di mataku
Tak 'kan pernah memaafkan sungguh kejam hatimu
Tapi biarlah esok pagi hari kan berganti
Tapi biarlah mimpi-mimpi kusimpan di hati..🤣🤣
Kesimpulannya yaa sesuatu yang menyakitkan adalah jalan untuk mendapatkan yang terbaik untuk diri kita. Meski terkadang sesuatu itu berat untuk kita kedepankan dengan hati ikhlas.
Tetapi percayalah masih ada Tuhan yang akan menuntun langkah kita untuk mencari yang terbaik. Karena hidup itu hanya satu kali. Dan anggaplah batu sandungan itu sebagai moment susunan pengalaman hidup untuk langkah kita mencapai yang terbaik dari yang baik.😊😊
Siappp.
DeleteKayak lagunya bang roma, berakit rakit dahulu berenang ketepian
Sakit dahulu bahagia kemudian
Kalo jalan ketemu tenda biru hati2 ya mb. baik menyingkir :)
ReplyDeleteTenda biru itu tanda pernikahan bukan sih?
Deletekata orang2 gitu sih :)
DeleteSama aie, ku juga lagi patah hati jadian masih 2 bulan dia dah sering bohong
ReplyDeleteKayaknya bohong emang bagian dari hobi cowok deh mbk, hehe
DeleteAfdet artikel lagi aie?
ReplyDeleteHahaha ini masih bingung mau nulis apaan? Gak ada yang asyik untuk dibagi soalnya
DeleteSabar ya mbak, kalau nggak bisa bersama berarti bukan jodoh yang ditentukan Allah. Hidup masih pajang, kesempatan masih longgar. Mumpung masih muda, cari aja yang bener-bener cinta, nerima apa adanya dan nggak minta apa-apa selain cinta juga.
ReplyDeleteItu pendapat saya sih, saya juga awam soal cinta. Yang penting semangat ya💪😁
Siappp
DeleteSeharusnya saya yang meninggalkannya, bukan dia yang meninggalkan ku
ReplyDeleteYa maap, saya orangnya egois 😂😂😂
DeleteBegini, ya... Mungkin karena laki laki saya lebih banyakan logika daripada perasaan. Namun saat baca ini, saya dapat memahami seperti apa rasanya...
ReplyDeleteHehe kita golongan wanita yang apa apa selalu bawa bawa perasaan
DeleteMungkin itu yang terbaik. Pernah terlalu mencoba bertahan tapi kalau sudahi . .... Ya sudahlah ......... kenangannya takkan terhapus tapi mudah-mudahan terganti.....terganti dgn yang lebih baik....
ReplyDeleteAamiin aamiin allahuma aamiin
DeleteWaah mba, aku ikut sedih bacanya.. aku ga tahu cerita nya seperti apa, tapi kok ya merasa subjek yang ditulis ini pergi karena menghadap Yang Kuasa :(. Kesimpulanku aja dari kalimatnya... Tapi kalopun bukan, semoga nanti diberikan jodoh yang jauh lebih baik lagi :)
ReplyDeleteHaha cup cup mbk. Entahlah dia perginya kemana. Saya sudah tak ada niatan untuk mencari apalagi mengusiknya. Biarkan dia dengan jalannya. Asalkan dia bahagia, saya pasti lebih bahagia
Delete