Karena aku yakin mimpi itu selalu ada, dan akan tetap selalu ada


Ini adalah momen nulis PKM yang terakhir kali,
Hiks-hiks rasanya. Nggak terasa waktu begitu cepat bergulir hingga tak kusadari kini aku duduk dibangku kuliah sebagi senior yang paling tua. Ya, kini aku sudah semester 8. Menjadi yang paling tua sekaligus dewasa dibanding yang lainnya. Hal ini sekaligus berarti kesempatanku untuk ikutan event PKM akan segera habis. 

Sedih rasanya, kala teringat pada mimpi tentang PKM. Ingin sekedar tahu rasanya lolos didanai, pimnas, sampai dapat piala emas pimnas itu seperti apa. Rasa-rasanya mimpi itu harus kukubur dalam-dalam karena jangankan untuk ikut pimnas, sekedar lolos aja aku belum pernah tahu rasanya bagaimana. 

Kala melihat mereka yang udah berulang kali pimnas, duhh nyeseg. Dalam hati meronta-ronta, “kapan aku bisa ketularan keren kayak mereka?” 

Pas MABA. Aku hanya sekedar tahu definisi PKM. Di benakku hanya ada kata ‘tak mungkin & impossible’ aku bisa menulis PKM.

Kala aktif di HMJ, saat aku sibuk-sibuknya membantu teman untuk mengadakan suatu acara atas nama HMJ, aku takjub pada temen-temenku HMJ. Meski kita sama-sama sibuk ngurus HMJ, mereka sanggup meluangkan waktu untuk ikutan event PKM. KEREN. Kupikir “Tak ada alasan bagiku untuk berdalih tak mengikuti event sekeren PKM ini, sesibuk apapun itu, kalau mereka bisa, maka aku harus lebih bisa”.  Itulah awal mimpiku dimulai. Sebuah mimpi yang amat sangat sederhana. Aku ingin bisa berpartisipasi untuk ikutan event PKM. 

Di waktu selanjutnya, Aku tak pernah absen untuk selalu mengikuti event PKM ini. dimulai dari PKM GT, yang pengumumannya aku tak tahu. Entah lolos atau tidak. Padahal aku sudah berdoa dan berharap banget agar bisa lolos didanai. Alasanku simple, mungkin tak mengapa jika aku tak didanai aku akan tetap semangat untuk nulis dan ikutan event PKM, akan tetapi aku kawatir pada temen patner nulisku, aku takut jika tak didanai, mereka akan merasa malas dan beranggapan menulis itu tidak penting. Sayang, mimpi itu hanya sebatas mimpi, Allah lebih berkuasa. Kami belum lolos. 

Benar saja, aku masih melanjutkan mimpi itu. Meski tak lolos di event PKM GT, aku mencoba pkm 5 bidang. Susah payah aku membuatnya karena aku tak paham bagaimana tips menulis PKM yang baik. Namun, kala itu aku tetap maruk dengan menulis PKM lebih dari 1 dengan patner yang berbeda. Aku punya alasan yakni agar aku bisa menularkan semangat menulisku pada orang-orang disekitarku dengan mengajaknya bergabung dalam 1 kelompok PKM, meski aku tahu kualitas tulisanku mungkin masih sangat jauh dari level standart PKM. Tapi setidaknya, aku memiliki semangat, keberanian dan percaya diri yang besar untuk andil dalam event PKM ini. Namun, nampaknya di event yang kali ini pun, aku masih harus menyimpan mimpiku dengan rapi. Aku belum lolos.

Selanjutnya ada event PKM GT lagi. Kini aku makin berantusias, apalagi dapat bantuan saat bimbingan dari dosenku. Dukungan penuh + motivasi dari beliau membuatku PD dan punya harapan besar untuk lolos didanai. Dalam hal ini aku telah menulis PKM GT dengan amat sungguh-sungguh. Namun, kelihatannya takdir masih menguji kesabaranku. Aku belum lolos.

Di PKM 5 bidang ini, tak tanggung-tanggung aku mengirimkan 4 PKM. Dan tragisnya belum ada yang lolos satupun. Memang sih, di PKM yang sebagian besar kutulis sendiri, aku pesimis bisa lolos karena memang metodenya masik acak adut. Akan tetapi di PKM yang bergabung dengan temen lain, kami sungguh telah mengerjakannya dengan baik, sungguh-sungguh, dan sepenuh hati. But, entahlah nasib baik nampaknya masih enggan untuk menyapaku. Padahal aku telah belajar dan ikutan event PKM berulang kali. Sungguh, terkadang aku merasa minder, melihat keberuntungan temen lain, mereka yang baru sekali menulis PKM namun langsung didanai. 

Hingga terkadang aku berpikir, apakah kiranya ini efek doaku yang dulu? Doa yang pernah kulontarkan bahwa ‘tak mengapa jika aku tak lolos PKM, yang terpenting Allah mau mencicipi rasanya sebuah kemenangan pada temen2ku  agar mereka termotivasi dan ketagihan untuk menulis PKM lagi dan lagi’. Pernah kusesali, kenapa diri ini pernah berdoa seaneh itu?

Dan kini, ini adalah event PKM GT terakhir yang bisa kuikuti. Masih berharap dengan harapan yang sama besar seperti yang dulu-dulu agar PKM yang ini bisa lolos. Karena setelah ini aku tak punya kesempatan lagi untuk ikut event menulis PKM lagi. Tapi sekali lagi, ini hanyalah sekedar harapanku. Selebihnya adalah kuasa Allah. 

Jikalau memang di event PKM yang terakhir ini, Allah masih mengganggapku belum pantas untuk lolos, maka akan kuterima dengan lapang dada, Aku akan tetap menaruh prasangka baik pada Allah, karena mungkin Allah akan memberikanku kesempatan yang lain yang lebi keren, misal menjadi juri pkm di acara puncak PKM, yakni pimnas maybe. Hehe aamiin:D. Really big hope.

Comments

Mau baca yang ini gak?