flashback dibalik layar
Hai hai naners,,
Luama buanget Saya tak pernah curhat disini. Rempong plus
sibuk banget akhir akhir ini, ditambah lagi moodku untuk menulis juga tak kunjung
datang menjamah sehingga membuatku makin enggan bin malas untuk curhat di blog
ini. Nah sebagai upaya penebusan dosa saya, kali ini Saya bakalan cerita panjang
kali lebar terkait hal-hal apa saja yang telah saya lakukan selama menghilang
ini.
Btw, naners, sekarang Saya sudah jadi carik (alias
sekertaris desa). Kagak nyangka kan? Lah wong, Saya sendiri juga lebih gak
nyangka kalau bakal menduduki jabatan ini. Bahkan bisa dikatakan dari lahir, Saya
tak pernah sekalipun dan sedikitpun untuk jadi sekdes. Ibaratnya, so amazed
lah!
So that, dalam hal ini Saya bakalan curhat tentang
perjalananku hingga dan bilamana Saya bisa nyasar jadi sekdes. Kalau naners penasaran,
monggo silakan dilanjutkan bacanya! Happy reading, naners!
##
Awalnya Saya pun tak tahu kalau di kabupaten bojonegoro,
tepatnya didesSaya, jelu, ada lowongan pengisian perangkat desa. Saya tahunya,
dari salah seorang teman guru di Aliyah. Katanya “Sekarang loh bu, ada lowongan
pengisian perangkat desa, gratis kog daftarnya, lumayan juga bisa nambah
pundi-pundi rupiah, kalau mau dicoba! Monggo jenengan tanyakan ke desa ne
jenengan”
Tanggal 17 Agustus 2017, tepatnya setelah upacara hari
kemerdekaan, meluncur ke rumah pak wo
(panggilan singkat untuk pak kamituo), menanyakan perihal lowongan pengisian
perangkat desa. Dan beliaunya mengiyakan bahwasanya pendaftaran baru dimulai
hari Senin tanggal 21 Agustus 2017.
Keesokan harinya, Jumat, 18 Agustus ke balai desa meminta surat pengantar desa
untuk mengurus skck, yang merupakan salah satu persyaratan pendaftaran
perangkat desa. Pak lurah sedang tidak ada di balai desa, sehingga harus ke rumah beliau demi meminta ttd nya.
Dari balai desa
meluncur ke Ngasem. mampir ke
fotokopian terlebih dahulu, untuk fotokopi dan juga mencetak foto. Di
fotokopian ini bertemu dan mendapat
seorang teman yang sekaligus menjadi patner
untuk mengurus keperluan pendaftaran perangkat desa, namanya mbk aris.
Setelah dari fotokopian kami ( dan mbak aris) pergi ke
polsek. Ternyata di polsek, berkasku belum lengkap, masih banyak yang belum
kubawa. Padahal seingatku dulu pas Saya mengurus skck, persyaratan berkasnya
tak sebanyak ini.
Akhirnya mau tak mau, Saya harus pulang terlebih dahulu
untuk melengkapi berkasku. Setelah sholat jumat Saya balik lagi ke polsek. Sesampainya
di polsek, Saya masih disuruh fc lagi, baru kemudian bisa dikumpulkan, dan diomongi
oleh salah seorang bapak polisi bahwa skcknya baru bisa diambil besok sabtu
pagi.
Pada Sabtu pagi, 19 Agustus 2017, Saya ke puskesmas untuk
minta surat ketenganan sehat. Dari puskesmas, saya menuju polsek untuk
mengambil skck sebagaimana dijanjikan akan jadi hari ini (BTW biaya mengurus
surat keterangan sehat di puskesmas ini adalah Rp 10.000). Ehh ternyata malah
skcknya belum jadi gara-gara bapak kapolseknya berhalangan hadir. Saya diberitahukan
lagi bahawasanya senin pagi kemungkinan baru bisa jadi.
Senin pagi, 21 Agustus 2017, Saya ditemani Bapak berangkat
ke dinas Capil dengan membawa dua misi: legalisir akta kelahiran dan juga KK
serta ada jadwal interview di PT Realfood. Tetapi naasnya, akta kelahiran dan
juga KK milikku oleh si mbk petugasnya langsung dimasukkan ke tong sampah gara-gara
dibagian ttdnya ditanda tangani secara langsung (dalam artian setelah fc baru
ditandatangai). Waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 08.30, yang artinya
kurang 30 menit lagi sudah memasuki jadwal wawancaraku di perusahaan realfood.
Padahal urusanku di Capil masih belum kelar juga.
Akhirnya Saya langsung cus ke PT Realfood. Sesampainya disana,
saya menjadi orang yang paling terakhir datang. Si hrd sedang membacakan
peraturan tes, Saya gugup ampun-ampunan. Belum lagi, daftar lamaranku belum
kususun juga, sementara teman yang lain, sudah dibungkus dalam map coklat yang
cantik nan rapi sekali.
Tes dan blab bla bla berlangsung sampai pukul 14.00. sepulangnya
dari Realfood Saya mampir ke polres dan pengadilan negeri dalam rangka mencari
info lokasi dan persyaratan yang mesti dibawa kalau kesana. Selesai dari
bojonegoro Saya langsung meluncur ke polsek lagi untuk mengambil skck ku. Alhamdulillah
kali ini sudah jadi. Dari polsek Saya meluncur ke fotokopian untuk fc akta dan
KK lagi. Baru setelah itu pulang ke rumah.
Keesokan harinya, 22 Agustus 2017. Saya berangkat ke polres.
Alhamdulillah di polres ini, Saya mendapat dua orang temen lagi, namanya mbak
nunuk dan satunya lagi seorang cowok, tetapi Saya tidak tahu namanya siapa, ehh
lupa tepatnya karena kami sudah sempat berkenalan. Hari pertama di polres hanya
tes sidik jari, setelah itu disuruh balik lagi ke polres keesokan harinya.
Dari polres, Saya tidak langsung pulang, melainkan mampir ke
Capil lagi untuk mengurus kembali legalisir KK dan akta. Dan ternyata no.
urutanku diubah (alhasil legalisirku baru jadi tanggal 4 September, yang
semulanya tanggal 31 Agustus sudah jadi). Baru setelah itu, Saya pulang ke
rumah.
Hari Rabu, 23 Agustus pagi-pagi sekali Saya sudah di polres,
ikut dalam barisan mengantri sekian lama dan akhirnya jadi juga skcku, setelah
itu ku fotokopi dan legalisisir,
alhamdulillah legalisirnya berjalan lancar. (BTW biaya mengurus skck ini adalah
Rp 30.000)
Dari polres langsung menuju ke pengadilan negeri. Di pengadilan
negeri ini prosesnya berjalan sangat cepat karena hanya disuruh meninggalkan
berkas dan baru bisa diambil seminggu kemudian, yakni tanggal 28 Agustus 2017.
Dari pengadilan negeri, saya menuju andikom, menayakan
perihal pengurusan sertifikat IT seperti biaya dan persyaratannya meliputi apa
saja (dalam hal ini Saya belum tes, baru sekedar nanya-nanya doang).
Dari andikom Saya langsung ke SMA ku untuk meminta legalisir
ijazah SMA. Dan baru setelah itu, saya pulang.
Jumat, 25 Agustus saya hendak legalisir ijazah SD. Akan
tetapi bapak kepala sekolahnya sedang tidak hadir. Rencanaku mau kutitipkan
disitu agar jika ada bapak kepala sekolahnya bisa langsung ditandatangani.
Namun, oleh ibu guruku dilarang, beliau tidak mau pasalnya ijazah itu amat
sangat berharga. Ya wes lah, akhirnya tidak jadi legalisir, malah diajak cerita
panjang kali lebar oleh guruku.
Keesokan harinya, sabtu, 26 Agustus 2017, saya kembali ke
SD. Ehh tetep saja tidak bisa bertemu dengan kepala sekolahnya gara-gara berangkatku
yang terlalu kepagian. Akhirnya mau tak mau, saya memaksa guruku untuk mau
kutitipi ijazahku. Alhamdulillah siangnya legalisir ijazahku langsung jadi dan
dititipkan ke ponakanku
Tanggal 28 Agustus, sekitar jam 8 pagi saya sudah berangkat
kesana. Setelah mengantri sekian lama, ternyata malah belum jadi, dan diomongi
sore baru jadi. Ampun! Daripada nunggu sampai sore, saya langsung ke Andikom
untuk tes computer demi memperoleh sertifikat.
Tanggal 29 Agustus, selasa sore Saya ke bojonegoro lagi tepatnya
ke pengadilan negeri untuk mengambil surat. Selesai dari pengadilan negeri,
saya langsung ke Andikom untuk mengambil sertifikat dan segera ku fotokopi
(dalam rangka legalisir). Setelah itu, pulang.
Hari rabu pagi, 30 Agustus 2017 Saya ke puskesmas untuk
minta legalisir surat keterangan sehat. Rencananya dari puskesmas mau langsung ke
SMP minta legalisir. Tetapi ehh malah
SMP pulang pagi, akhirnya tidak jadi.
Keesokan harinya, 31 Agustus 2017, saya baru ke SMP untuk
legalisir, tetapi disuruh meninggalkan berkas disitu karena bapak kepala
sekolahnya sedang tidak hadir dan disuruh
balik keesokan harinya.
Jumat, 1 September saya balik lagi ke SMP, Alhamdulillah
sudah jadi, meski harus menunggu waktu yang cukup lama karena ibu TU-nya sedang
ke belakang. Selesai mengambil legalisir, saya bertemu dengan pak Ngadenan,
guru matematikaku. Saya mendapat cerita
dan nasehat yang panjang banget.
Tanggal 5 September ke dinas Capil untuk mengambil
legalisisr KK dan akta, Alhamdulillah langsung jadi tanpa ada kendala apapun.
Dari dinas Capil langsung keliling bojonegoro untuk mencari map snell warna
hitam, ampun sulitnya banget- nget. Yang kuperoleh bukan warna hitam melainkan
abu-abu. Setelah itu meluncur ke Andikom untuk mengambil legalisisr sertifikat
IT dan pulangnya langsung mampir ke balai desa menanyakan perihal map snell,
jika tak berwarna hitam bagaimana? Apakah boleh? Ehh ternyata sama tim desa
memintaku untuk mengusahakan mencarinya.
Okelah keesokan harinya tanggal 6 September, Saya berencana
kelililng bojonegoro lagi. sesampainya di kalitidu, ternyata ada palangan
ketera api. Ya wes iseng mampir ke fotokopian dekat palang kereta api. Alhamdulillah
buanget ternyata disitu ada map snell hitam. Sekalian di fotokopian, saya fotokopi
kertas lembaran formulir rangkap 4 dan isiannnya kutulis tangan. Aduh, capeknya
ampun-ampunan.
Selanjutnya menuju ke balai desa lagi, mau minta ttd pak
lurah, tapi ternyata pak lurahnya sedang keluar, akhirnya konsultasi berkas-berkasku dan WOW ada banyak
sekali kesalahnku: (1) tulisan berkas lamaran permohonan pendaftaran bakal
calon ditulis di kertas folio bergaris, padahal punyaku sudah terlanjur kutulis
di kertas hvs sebanyak 4 rangkap, sehingga akhirnya harus kutulis ulang lagi. (2)
berkas formulirnya ternyata di print semua, sehingga kita tidak perlu menulis
lagi isiannya. (3) adapun yang diberi materei hanya berkas yang pertama, yang
rangkap ke 2,3 dan 4 tidak perlu diberi materei.
Lucunya, begitu Saya keluar dari balai desa, Saya berpapasan
dengan lurahku. Hmm Saya mengurungkan niatku untuk meminta ttd beliau mengingat
dosaku yang terlampau banyak.
Melihat aku keluar dari balai desa, Pak lurahku senyum
sambil bertanya kepadaku, “Bagaimana dengan kelengkapan berkasmu, nduk? Ndang segera
diurus! Sebentar lagi sudah mau penutupan.”
Saya membalas senyum beliau sambil momohon izin kalau nanti
sore hendak ke rumah beliau untuk
meminta ttd. Alhamdulillah beliaunya mengiyakan.
Sepulangnya dari balai desa Saya nglembur mengerjakan
perbaikan atas semua kesalahanku. Sorenya, sekitar jam 16.30, sepulangnya
ponakanku mengaji, kupaksa dia untuk menemaniku pergi ke rumahnya pak lurah.
Alhamdulillah beliau sedang ada di rumah. Semua berkasku beres ditandatangani
semua oleh beliau. Alhamdulillah, pokok terima kasih banyak atas ttd pak lurah.
Pada Rabu malam, Saya menata semua berkasku untuk kuklasifikasikan ke dalam 4
tumpukan map snel.
Baru sekitar Kamis pagi, 7 September 2017, jam 10.00,
tepatnya sebelum berangkat mengajar di Aliyah, Saya berangkat ke balai desa
terlebih dahulu. Di balai desa, saya
masih harus memplong semua berkasku agar aman tersimpan ke dalam map
snellnya, Alhamdulillah Saya dibantu pak wo.
Setelah itu baru fix selesai, diajak foto sebentar oleh pak
wo sebagai bukti bahwasanya berkasku telah lengkap, kuserahkan dan diterima
oleh panitia dengan baik pula. Alhamdulillah.
Rasanya plongggg bangte begitu berkas itu selesai kukumpulkan
dengan baik. Rasa capek, kesel, dan jenuh menghilang begitu saja manakala berkasku
ditukar dengan lembaran lain yang berisi ceklis berkas-berkasku tercentang
semua. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah atas ridho yang telah Engkau
berikan.
##
Setelah sekian lama,
Kamis sore,19 Oktober, pak wo datang ke rumahku mengantarkan
undangan untuk kumpulan di pendowo Ngasem.
Pada Jumat siang, 20 Oktober 2017, selesai sholat dhuhur, Saya
berangkat ke pendowo Ngasem. Disana, diberi arahan terkait pelaksanaan tes dan
juga informasi bahwasanya tes ini benar-benar terjamin kebersihannya. Satu lagi
yang membekas, Saya bener-bener terkesima dengan gaya pidatonya pak Sekcam.
Sumpah! Aku kepingin bisa berpidato kayak beliau. Gaya pidatonya elegan dan tak
membosankan sehingga enak dan mengalir untuk didengarkan. Oleh karenanya, Saya sering-sering
(menyebut) berdoa dalam hati, ‘semoga Allah meridhoi dan mengabulkan niatku
untuk jadi sekdes agar Saya bisa belajar banyak dari orang keren macam pak
sekcam ini’. Aamiin.
Ohiya, dalam pidatonya pak Sekcam ini, ada 2 hal yang
kupahami. Pertama, doa restu orang tua itu mutlak, makanya beliau amat sangat
menghimbau kepada para calon perangkat desa untuk meminta doa restu pada orang
tuanya masing-masing sebelum berangkat tes.
Kedua, diminta datang lebih awal agar bisa lebih rileks,
kata beliau “kalau datang awal itu enak, kalau mau nyebar uyah (alias garam)
dulu bisa, atau mau baca al fatihah 3 kali tanpa bernafas dulu juga bisa. Hehe”.
Semua peserta tertawa. Kemudian pak Sekcam menambahkan, ‘yang ketawa pasti tahu
maksudnya’ semua perserta yang hadir di pendowo Ngasem makin rium ketawanya.
Ohiya, beliau alias pak Sekcam juga terang-terangan, ‘barangkali
ada yang pensilnya mau dibawa ke punden terlebih dahulu, nggeh monggo’
wkwkwkkwk ckckckk. Omegat bapak-nya tahu banget hal-hal kayak gituan.
Rabu malam kamis, 25 Oktober 2017. Bulikku datang ke rumah. Kata
beliau calon yang dekat dengan rumahnya sedang rame-rame kareda sedang
mengadakan acara makan–makan, makanya beliau cek ke rumahku siapa tahu di rumahku
juga lagi ada acara makan-makan. Jangankan kepikiran untuk makan-makan, lah
wong orang serumah sudah pada bobok cantik kog, hehe. Ohiya BTW, Saya dikasih
uang saku Rp 40.000 oleh bulikku,
padahal mah sudah kujelasin panjang kali lebar kalau tesnya cuma di SMP 1 Ngasem,
yang jaraknya dekat. Tapi berhubung beliau memaksa, ya wes uangnya tak terima dengan
senang hati.
Keesokan harinya, Kamis, 26 Oktober 2017. Pagi-pagi sekali, salah
satu panitia tim desa datang ke rumah untuk memberitahukan bahwasanya memakai
seragam hitam putih. Padahal waktu itu, Saya baru selesai menyetrika baju lain
yang hendak kupakai tes, alhasil Saya harus menyetrika lagi.
Menunggu hingga jam 6.00 pagi, sebelum berangkat kuusahakan
meminta ridho terlebih dahulu kepada Allah lewat sholat dhuha. Setelah itu baru
berangkat. Ohiya, sebelum berangkat Saya minta izin ke pakdhe-budhe, paklik-bulik,
nenek-kakek, sampai nenekku yang rumahnya diseberang utara pun kudatangai juga demi
meminta doa restunya, akan tetapi sayangnya nenek sudah berangkat ke sawah
duluan, alhasil Saya hanya bertemu dengan kakek.
Jam 7.00 pagi, Saya berangkat dari rumah kakek menuju ke SMP
1 Ngasem. Jalanan masih sepi banget, Saya hanya tahu beberapa orang lewat
dengan seragam yang mirip dengan Saya. Dan benar saja, sesampainya di sana
masih sepi, bahkan gedung SMP-nya masih steril (belum boleh dimasuki oleh para
peserta tes) gara-gara masih ada kegiatan siswa. Akhirnya saya memutuskan untuk
ikut nimbrung bapak bapak yang cangkruk diwarung depan sekolahan. Iseng-iseng
saya beli sebotol air mineral sekaligus nyari tempat untuk nebeng duduk.
Jam 8.00 saya masuk ke sekolahan. Begitu nyari tempat, ehh
langsung ketemu nama Saya sehingga Saya pun langsung duduk di depan ruangan
tersebut. Jam 9.30 baru diizinkan masuk ruangan untuk mengisi biodata LJK. Jam
10.00 baru tes dimulai. Soalnya ada 100 butir dengan waktu yang disediakan 90
menit. Soalnya meliputi skolastik (antonim, sinonim, deret angka, logika
kesimpulan, dsb), soal matematika, PPKN, sejarah, bhs Indonesia, agama, dan
pengetahuan tentang desa.
Jam 11.30 LJK sudah diminta, Alhamdulillah Saya sudah
selesai. Begitu selesai tes Saya langsung menuju ke sekolah untuk mengawasi UTS.
Sore dan malamnya kembali menjalankan rutinitas seperti
biasa yakni ngelesi adek-adek.
Dan sekitar jam 2 atau 3 malam, heboh gara-gara bapak yang
kepo banget dengan hasil koreksi LJK. Pas lihat di youtube, nama kelima calon
lain sudah terlihat, tapi namaku dan nama seorang calon lagi malah tidak ada.
Tahu sendiri bapakku super parno sudah berpikir yang tidak-tidak. Tapi kalau Saya
pribadi mah woles saja, ibaratnya sudah ‘menter’ dengan kondisi tes dan gagal. hehehe
Jumat, 27 Oktober 2017 Pagi-pagi sekali bulik ke rumah,
katanya Saya yang lolos jadi sekdes, ia diberitahu oleh mbah kaji. Kami
sekeluarga menanggapinya dengan, ‘jangan-jangan itu hoak, lah wong kami saja
belum bisa lihat nilai hasil koreksi LJKku’.
Tak lama kemudian, nenekku juga datang ke rumah mengabarkan
hal yang sama. Dan tanggapan kami sekeluarga pun juga sama seperti tadi.
Sepulangnya mbkku belanja di rumah tetangga, ehh ternyata
sudah pada heboh, kalau Saya yang lolos jadi sekdes. Kali ini rada percaya.
Tapi sikap kami masih biasa saja karena memang belum yakin sepenuhnya.
Agak siangan dikit giliran paklik ku datang, beliau juga
mengabarkan hal yang sama dengan bulik dan nenekku. Tapi sekali lagi kami masih
biasa saja. Paklik ku gemes melihat respon kami sekeluarga hingga akhirnya
beliau berkomentar,’ya wes ndang di cek, dibelani dikit kek demi lihat hasil
tesnya. kog eman banget pulsanya’. Sumpah! Aku tersindir tapi juga kepingin
ngakak.
Akhirnya nyoba lihat di Hp mbak dan mas. Hasilnya masih
tetep saja nilaiku belum kelihatan, dalam hatiku ya wes percaya wae pada omongan
orang-orang.
Keesokan harinya, sabtu 28 Oktober 2017 pas Saya berangkat
mengajar, saya berpapasan dengan bunda (alias bu ratna). Beliau mengebellku
berkal-kali sambil mengucapkan ‘selamat bebeb sudah jadi perangkat’.
Saya syok, bu ratna kog tahu, darimana ya? Ehh begitu sampai
di sekolahan, ternyata sudah ramai ngrumpiin Saya, kepsek beserta guru-guru
lain.
Aku baru tahu nilaiku pas lihat di youtube, nilaiku baru muncul
dan ternyata nilaiku 67. Alhamdulillah. Kalau boleh kukatakan sebenarnya
nilaiku juga tidak tinggi-tinggi amat tapi kenapa Saya yang menang. Hmm Saya
yakin mereka (para calon sainganku pada males belajar, males nyaingin Saya
makanya nilainya lebih parah dari Saya wkwkwkwk. Pasalnya, kalau dipikir-pikir nilai
67 itu masih termasuk remidi loh. Hehehe, betul atau tidak? )
Comments
Post a Comment