dilema jabatan baru
Jaman now itu bikin merinding banget. Pasalnya, aku bukanlah
orang yang terkenal, tetapi semenjak jadi sekdes beberapa hari ini (yang
padahal aku juga belum dilantik) no.hpku sudah tersebar dimana-mana. Yang aneh
banget ya hari ini, tepatnya malam ini, aku sudah dimasukkan kedalam grup carik
dan pj carik sekecamatan ngasem oleh seseorang. Padahal mah dia dapatnya noku
darimana? Kenal orangnya saja belum, tahu orangnya apalagi, tapi aku sudah
dimasukkan ke grub. Dulu juga gitu, pas dimasukkan ke dalam grup jelu jaya (grup
anak karang taruna desa jelu), aku dimasukkan oleh seseorang yang aku sendiri
tak tahu rupa dan orangnya. Benar benar emejing. Pas dichat oleh kaur
perencanaan juga gitu, aku sampe mikir berulang kali, dapatnya no.ku dari mana?
Padahal mah aku orangnya pendiam, tidak terkenal, tak pernah
keluar rumah, tak pernah ikut organisasi atau kepanitiaan apapun yang ada di
desa, orang yang kenal aku mungkin hanya beberapa gelintir saja, dan sebaliknya
orang yang kukenal di desaku pun teramat sedikit. Namun sekarang semuanya
berubah semenjak nilai hasil tes perangkat desa keluar dan aku dinyatakan
sebagi pemenangnya alias sebagai carik terpilih, dengan sekonyong konyong makin
banyak orang yang mengenalku, saat aku berpapasan dijalan makin banyak orang
yang menyapa. Dunia emejing. Ibaratnya udah jadi artis dadakan.
Banyak orang yang mengaku kalau ternyata ada hubungan darah
dengan aku, padahal dulunya orangnya cuek. Pokoknya emejing kalau tinggal di
desa
Dan satu lagi perubahan yang paling menonjol. Dulu muridku
les Cuma satu dek vina, nambah 2 tira dan dika, berkurang dua tira dan dika,
nambah satu dek aam, nambah 2 dek tasya dan saula, nambah 3adel, sulis, dan
ida, berkurang 3 adel sulis ida, nambah 1 nuril, nambah 1 tira, nambah 1 alul,
nambah 1 ida, nambah 1 adel, nambah 1 kiki, nambah 1 dek rosida. subahnaAllah
nikmat yang berlipat ganda, belum genap satu tahun tapi allah telah melimpahkan
nikmatnya kepadaku berlipat lipat kali. Bahkan sampai aku kewalahan. Kutolak
rezeki karena aku takut tidak sanggup menjalankan amanah dengan baik. Ada 3
anak, kuserahkan kepada dek apid, dan tadi pagi aku ditawari lagi karena
anaknya ngeyel pingin les diaku padahal aku udah angkat tangan.
Les ini makin berkembang manakala, saya ketrima jadi sekdes,
pasalnya kala momen tes sekdes kemarin banyak orang yang bikin taruhan, semisal
aku yang jadi berarti tes nya murni, tapi kalau aku kalah, berarti sudah
terkontaminasi politik uang.
Dan ternyata aku lolos, so seolah seperti menanamkan doktrin
di otak masyarakatku kalau aku ini benar-benar pintar, (hehe tak berniat
sombong atau pamer, tapi numpang narsis dikit), sehingga mereke yakin banget
kalau mau mengeleskan anaknya ke aku, sehingga bisa ditarik kesimpulan, lesku
berkembang, gara gara pemikiran tersebut.
Tapi disisi lain semisal setelah anaknya les di aku dan tak
pintar, merekapun tak akan berani menjelekkkan aku, karena mereka sudah tahu
kualitasku, yang ada mereka bakal langsung mengira kalau kemampuan anaknya
memang seperti itu.
Alhamdulillah posisiku selalu bagus, ini semua berkat Allah.
Makanya aku tak boleh lupa bersyukur sama Allah, karena ini semua yang ngasih,
yang nitipin ke aku ya Allah, aku harus baik kepada Allah karena Allah sudah
keterlalulan baiknya sama aku. Lophe You Allah.
Kerjaku sekarang, senin – jumat di balai desa, kamis siang,
sabtu dan minggu di sekolahan aliyah, dan di hari minggu – jumat jam 3-8 malam
saya ngelesi adek adek
Yah kalau dipikir sebagi pekerjaan, maka aku akan tampak
seperti orang yang super sibuk. Akan tetapi kalau diniati ibadah, niat membantu,
nyenengin orang insyaAllah mah ringan dan menyenangkan pekerjaannya (jika
dibandingkan dengan kerja di pabrik yang harus dari pagi sampe sore,
istirahatnya dikit, dan dibawah tekanan). Walaupun urusan gaji amat sangat jauh
dari gaji mereka yang kerja di pabrik. Tapi berapapun uang yang didapat, itu
sudah Alhamdulillah banget apalagi makin mengharukan dengan tambahan senyum
puas dari mereka yang telah puas dengan jasa/pelayananku. Semoga ini bisa
menjadi amal jariyahku di akhirat nanti, aamiin.
Comments
Post a Comment