Salahkah saya?
Tadi malam saya sempat bertengkar. Beradu argument di grup
wa, sampe mungkin yang nyimak ikutan gregeten sama saya. Mungkin.
Tapi entahlah, saya juga gemas,
Saya menyuruh seorang teman, sebut saja namanya mawar, dengan menggunakan kata/kalimat yang sangat sopan versiku, tapi situnya malah
marah marah ke saya. Dia tak tahu kondisi real saya. Tahunya
dia pingin marah sama saya dan ingin meluapkan marah tersebut. Aneh bin lucu.
Ceritanya,
Sebenarnya ini tugas tambahan saya, dikatakan melekat juga
tak sepenuhnya melekat, cuma biasanya memang sepaket dengan jabatan yang saya pegang.
Dan kali ini tugas tambahan tersebut diberikan oleh atasan kepada
dia alias si mawar. Btw tugas tambahan ini ada bayaran tersendiri loh. Jadi bukan gratisan, note itu!
Dan karena saya ngambek, sekalian nggak dianggap dan nggak
diajak, nggak dijadikan panitia, ya sudahlah, saya tak mau tahu, tak mau ikut campur tangan
sama sekali. Sebodo amat itu urusan mereka yang jadi panitia.
Tapi yang namanya di tingkat regional, saya ibaratnya
delegasi dari cabang, jadi kalau ada apa-apa tetap saya yang ditagihi, dan
diuber uber setor data, meski dan walau saya bukan panitia.
Aslinya ya, kondisi yang paling enak, ya saya saja yang
dijadikan panitia, karena jika ada tagihan dari tingkat regional saya bisa
langsung ambil tindakan tanpa harus nguber uber atau mrintah mrintah si dia
(panitia tunjukan atasan tersebut).
Dan oleh karena saya dapat uberan dari atasan tingkat
regional, dan saya tak berkecimpung didalamnya, maka jadilah saya hanya bisa
nyuruh mereka. Dikalimat perintah saya, kutulis dengan kata pengantar, mohon
dengan sangat.
Kurang apa lagi, Sudah halus kan kata-kata saya?
Karena mungkin si mawar (panitia yang kumaksud di atas) sedang capek akibat ngurusi
tugasnya dari seharian, ia malah marah baik ke aku karena merasa kusuruh suruh.
OMG dia lupa kodratnya.
Padahal mah saya selow, saya nyuruhnya juga santai berdasarkan
instruksi atasan regional. Ehh la kok marah. Dia lupa kalau dia digaji.
Sebenarnya saya pingin ketawa, tapi berhubung dia nyolot
saya ikutan nyolot, sebodo amat dengan umur dia yang lebih tua, orang tua
kurang ajar mah kudu diladeni. Biar sekali kali dia mikir, kalau yang sedang
dia hadapi itu atasannya bukan anak kecil. Bagaimana bagaimanpun juga dia wajib
hormat sama atasan. Jangan malah marahin atasan.
Ehh salah ding, saya ralat, dia saking marahnya ke aku, dia
gak mau mengakui kalau saya ini atasannya, versi dia, dia juga bukan bawahan
saya. Wkwkwk.
Sampe separah itu loh rasa benci dan jijiknya sama saya.
FYI, Karena emang dasarnya sikap, mental dan kharakternya
yang tak mau disuruh suruh karena merasa ia lebih tua dibanding saya. Padahal
mah dia lupa kalau jabatan saya lebih tinggi daripada dia.
Saya tak berniat sombong, pamer, atau apalah. Saya hanya
ingin mengutarakan bahwasanya saya bukan anggota yang ditunjuk sebagai panitia.
Jadi ya wajar kalau saya hanya pangku pangku tangan. Saya hanya
menginstruksikan dan nyuruh saja. Coba kalau saya yang jadi panitianya, saya
juga nggak bakal nyuruh nyuruh dia, saya yang bakal ambil tindakan sendiri.
Saya jengkel pakai amit amit tapi saya juga bingung
mengekspresikannya.
Auu ahhh sebodo amat.
Yang penting setelah ini saya bakal diam. Tak akan bertanya
jika memang itu bukan perluku.
Btw kasih masukan dong teman teman tercintah biar saya bisa jadi
anak baik lagi.
pukpukpuk, jadi pengen sodorin ais krim hehehe
ReplyDeleteSemangat, dalam sebuah komunitas, di manapun itu, pasti bakal terjadi gesekan.
Tapi jangan khawatir, itu hanya sebuah proses pendewasaan kok .
Keep semangat :)
mauuu dong mbk rey es krim nya hahahhaha
ReplyDeleteiya mbk, pinginya sih hormat sama yang lebih tua, lah wong selama makan bangku sekolah diajarinnya juga gitu.
Tapi pas mau praktek lah kok yang senior malah gitu. jadi mikir berkali kali kalau hormat ke dia