Kemenangan pertama


Aku hanyalah seorang mahasiswi biasa yang bermimpi bisa menjadi keren seperti teman-temanku yang lain.
Berawal dari kemenangan di GID unpad (kemenangan yang sebagian besar merupakan sumbangan keahlian dari dua temenku lain, alif dan zidna, dan juga factor X). mungkin, seandainya diprosentase, sumbanganku terhadap kemenangan yang kemaren itu hanyalah sepersekian persen, pasalnya, kala itu memang benar-benar pengalaman pertamaku ikut LKTI. Namun, jujur, kemenangan pertama itu, sekaligus menjadi inisiator bagiku untuk lebih bersemangat dalam menulis dan membuat karya. Bukan sekedar ingin ikutan lomba, memboyong pialanya, dan memperoleh hadiah uangnya, namun lebih karena ingin turut serta memikirkan kebaikan indonesiaku dengan menyumbangkan ide yang kupunya agar indonesiaku menjadi lebih baik, sekaligus sebagai bukti kebaktianku pada negeri tercinta ini.
Aku berterima kasih kepada Allah SWT, karena telah mengirimkan inisiator yang baik bagiku. Jujur, mungkin jika Allah memberiku kekalahan saat LKTI pertama itu, mungkin aku akan langsung down dan tak berselera di bidang kepenulisan.
Kemenangan pertama itu menjadi buah yang amat manis untuk dikecup, bahkan manisnya tetap bertahan meski sudah hampir setahun ini. Banyak sekali ilmu, pengalaman, teman, motivasi, mimpi yang kuperolah dari situ.
Tentang ilmu, dari kemenangan itu membuatku lebih membuka mata. Bahwasanya dengan menulis KTI saja, aku bisa memperoleh banyak ilmu dan pengalaman. bagaimana kita harus kritis dan peka terhadap masalah yang ada, menganalisisnya, mencarikan solusi atas permasalahan tersebut, hingga menuangkannya dalam bentuk tulisan agar orang lain paham dengan maksud dan kehendak kita. Lebih dari itu, kita dituntut untuk sabar, bertawakal serta ikhlas terhadap hasil yang akan diperoleh. Karena semua itu, sudah menjadi hak Allah SWT. Saat belum lolos, maka kita belajar arti keikhlasan. Meski sakit hati, kecewa, iri akan merasuk ke dalam hati, namun bukan sifat itu yang harus kita simpan, melainkan sikap lapang dada, instropeksi diri (bermuhasabah), dan juga pantang menyerah alias tidak mudah putus asa. Kekalahan (belum lolos) justru harus memacu diri kita untuk belajar lebih giat lagi. Karena, mungkin saat kita belum lolos, Allah menilai diri kita belum pantas untuk menerima rezeki dari-Nya, atau mungkin saja Allah tengah menyiapkan hadiah terbesar lain kepada kita. Oleh karenanya kita tak patut untuk protes ataupun marah kepada Allah. Just sabar!
Adapun saat kemenangan itu datang menghampiri kita, bukan berarti kita diizinkan untuk membesarkan kepala kita (tinggi hati, sombong alias takabur). Justru kita harus lebih mendekatkan diri pada Allah sebagai bentuk ucapan syukur kita. Karena tanpa adanya peran tangan (kuasa) Allah kemenangan itu tak akan pernah datang.
Nah saat sudah lolos seperti ini, ilmu dan pengalaman lain yang datang berbondong-bondong menghampiri kita yakni, kemampuan untuk menulis proposal untuk minta dana ke pihak kampus. Berlatih membuat media presentasi yang sebaik mungkin dan juga berlatih tentang cara presentasi yang semaksimal mungkin (menghadapi audience +menyampaikan gagasan kita dengan sejelas-jelasnya dan semenarik mungkin).
Saat semua tahapan itu telah terlewati dengan usaha yang super maksimal, barulah kita bisa menyebutnya dengan takdir. Saat kalah, berarti itu belum rezei kita. Saat menang, maka inilah buah manis yang bisa kita nikmati atas segala ikhtiar (usaha dan doa) kita. Dan jangan lupa, untuk menulis LPJan, sebagai bentuk tanggung jawab kita karena telah dibantu pihak kampus dalam hal pendanaan.
Begitu pula denganku, saat kemenangan pertama kuperoleh bersama timku, ilmu dan pengalaman diatas datang berbondong-bondong kepadaku. Aku bersyukur banget karena Allah telah menuliskan jalan cerita yang sangat cantik kepadaku.
Tidak hanya, ilmu dan pengalaman yang kuperoleh, kuantitas temanku meningkat pesat. Pasalnya, selain memperoleh teman-teman baru dari seperjuangan LKTI, aku juga memperolah teman baru yang banyak dari ukm ASC, yang anak-anaknya berasal dari berbagai jurusan. Aku merasa senang karena mengenal teman-teman ASC seolah aku telah mengenal penjuru UM, hehe. Meski saat di asrama juga seperti itu kondisinya.
Mengenai motivasi, kuperoleh beberapa waktu setelah even kemenangan pertamaku itu. Aku baru tahu dan sadar, kalau temen-temenku seperjuangan LKTI kemarin, ialah orang-orang yang amat sangat super duper keren. Ada yang jadi mawapres nasional delegasi kampus mereka, menjadi jawara di berbagai event LKTI lain maupun MTQ, ada juga yang menjadi sesosok organisatoris yang tak hanya mendewakan kuliah namun juga menuntut ilmu softskill lainnya.  Aku hanya bisa tersenyum sipit melihat keahliaan dan keberhasilan mereka. Mereka keren bingitz. Sementara kala aku melihat ke diriku sendiri, aku hanya minder. Aku tak lebih hanya seorang mahasiswi biasa. Semenjak kemenangan pertama, belum ada revolusi berarti dari diriku. Aku sedih dan merutuk diri sendiri. Aku bermimpi untuk bisa menjadi sekeren mereka. Karena aku sama dengan mereka. sama-sama manusianya, sama-sama makan nasi, dan juga sama-sama punya waktu 24 jam dalam sehari. Jadi tak ada alasan yang membenanrkan jika aku tak bisa sekeren mereka. aku juga harus bisa menjadi keren seperti mereka.

 

Comments

Mau baca yang ini gak?