Pengalaman Horor


Lupakan sejenak tentang masalah pertanyaan kapan menikah, malam ini ayo berbicara tentang hal-hal horror. Btw, seumur-umur saya belum pernah sekalipun menulis dengan tema horor di blog ini, jadi ini bakal menjadi cerita horor perdana versi saya. Yei yeiiiiii.

Cerita ini terjadi ketika saya masih kuliah jaman dulu (wkwkwk berasa sudah tua banget yak, efek 3 tahun lebih tidak makan bangku kuliah lagi). Waktu itu saya menginjak semester 3 awal. You know lah! menjadi senior dan lagaknya sok-sok an karena merasa dibawahnya ada adek adek maba yang unyu-unyu, yang siap dijadikan tumbal balas dendam. Wkwkwkwk. Apalagi kalau bukan ospek? Hmm ospek memang semacam wahana balas dendam yang cihuy ala mahasiswa.

Tapi sebentar ini bukan terkait ospek kampusnya, tapi lebih ke ospek asrama atau kami menyebutnya dengan istilah owb (orientasi warga baru). Perlu saya kenalkan terlebih dahulu, di kampus saya ada asrama putra dan putri, yang mana asrama ini dikelola dengan sistem yang sangat apik karena tidak semua maba bakal diterima masuk di asrama ini. Ada serangkaian tes yang harus dilewati sebelum masuk, mulai dari tes tulis hingga wawancara, semuanya dinilai. Pun ketika sudah keterima masuk di asrama, para maba bakalan dibina oleh kakak tingkat dan pembina yang lebih senior, mulai dari hal keagaamaan (khususnya yang beragama islam) maupun hal penunjang skil lainnya seperti bhs inggris dan sebagainya. Jadi, kalau kalian keterima di asrama bakal ada poin plus. Dalam artian bakal dikagumin teman teman lain yang tidak tinggal di asrama, semacam so cool gitu loh!

Flashback sedikit,

Pas saya maba, registrasi ulang belum selesai, saya sudah jatuh sakit duluan, tepar selama hampir seminggu, sehingga membuatku tak bisa melanjutkan mengurus pendaftaran. Hingga akhirnya diambil alih oleh papiku tercinta untuk mengurus registrasi ulangnya. Dan sekaligus itu menjadi keberuntungan bagi saya karena dengan begitu, saya tak perlu mengikuti owb namun tetap diterima jadi warga asrama. Karena berdasarkan ceritanya teman teman yang mengikuti owb, owb sudah macam penyiksaan, si mbk mbk dan mas senior galaknya super duper, mirip kalau ikutan kelas militer, semua serba disiplin dan cepat.

Oleh karenanya, ketika kami sudah menjadi senior (semester 3), kami hendak balas dendam ke adek adek, wkwkkw tjahat yaa! Kami sudah merengreng susunan acara owb jauh-jauh hari sebelum liburan semester 2. Kami sibuk rapat siang malam hanya untuk membuat rundown, menyiapkan aksi segokil mungkin untuk balas dendam.

Namun,
Naasnya tiba tiba ada kebijakan Rektor yang mengatakan, tidak boleh ada aksi bentak-bentak ataupun kekerasan. Fiuhh serasa kecewa gimana gitu!!! So sad. Ya iyalah, bayangkan saja jatah liburan kami itu sudah habis gara gara menyiapkan rundown owb, lah kok malah dilarang. Mau berontak tapi takut dosa, wkwkw. 
Akhirnya kami menyepakati, tidak perlu bentak bentak, pokok yang terpenting si adek maba wajib dibuat mewek dengan cara apapun itu.

Kegiatan owb nya sendiri dimulai pukul 3 dini hari, dari persiapan mandi, qiyamul lail, sholat shubut, apel pagi kedisiplinan, dilanjut diisi materi, materi dan materi hingga menjalang sore hari. Pukul 16.00 lebih, sebelum ditutup dengan agenda sholat ashar, kami berniat menjalankan puncak drama kami.

Adek adek maba diminta menuliskan kesan-kesannya ketika menjalani owb di selembar kertas. Memang sengaja dan kami sudah menduga di awal kalau bakalan ada beberapa adek yang merasa kegiatan ini tak penting dan mubazir. Dan ternyata benar saja, ada yang berkomentar pedas sesuai dugaan kami.

Teman saya langsung akting, “Dek kami itu loh sudah berjuang mati matian untuk menyusun acara ini agar apik sedemikian rupa, tapi kenapa kalian menganggap acara ini tidak penting, tidak berpaedah. Apa kalian pikir, kami tak capek mengurus ini semuanya???” Dan bla bla bla, pokok bener bener dibuat sedramatis mungkin. Si teman saya tadi, sampai dibela-belain sambil nangis agar si adek adek maba ikutan terharu, berempati, dan ketularan mewek pula. Lagi lagi kami berhasil, si adek adek (meski tidak semuanya) mulai meneteskan air mata, mereka menangis.

Nah rencana kami selanjutnya ialah semacam prank. Ketika mereka sedang sibuk menangis, mereka bakal diguyur kertas ulang tahun yang telah dipotong kecil kecil. Dan tarraaa sebaran kertas ulang tahun tersebut telah mengguyur dan memenuhi kumpulan adek adek maba.

Aneh bin lucunya, si adek adek bukannya berhenti menangis malahan tangisannya makin menjadi-jadi. Kami mulai kelincutan. Adek adek ini kenapa??? Dan sekarang, bukan hanya menangis tapi juga disertai teriakan histeris. Omg.

Kami para panitia gupuh tak karuan mendapati si adek adek malah pada kesurupan, kami mencoba menenangkannya tapi malah makin menjadi-jadi. Satu adek pingsan dibawa ke ruang kesehatan asrama, satunya nyusul kesurupan. Bukan hanya cewek, bahkan cowok pun juga.

Hmmm akhirnya kami mengambil keputusan untuk membubarkan acara secara paksa dan menghimbau si adek adek agar balik ke kamarnya masing masing, yang tersebar ada di lantai 2, 3, dan 4, untuk sholat ashar. Adek adek manut, naik tangga menuju kamarnya masing masing.
Sekarang giliran bu satpam asrama yang marah marah, “Kalian biarkan mereka (para adek adek maba) naik ke atas, kalau mereka kesurupan diatas terus lompat, siapa yang mau tanggung jawab?”
Wadau serem jugaa, akhirnya adek adek diminta turun lagi dan disuruh sholat ke masjid kampus saja.

Dan kesurupan itu masih berlanjut, satu berhasil disembuhkan, satunya giliran kesurupan, begitu seterusnya, seolah olah tiada habisnya. Bahkan sampai menjelang magrib, kami masih kewalahan mengurusi masalah ini. Bukan hanya kami, bu satpam pun bingung juga.

Yang unik ketika yang kesurupan ialah non islam, kami sempat bingung bagaimana cara menyembuhkannya. Masak iya disembuhkan dengan cara islami? Untungnya yang teman non islam ada yang bisa menyembuhkan, Alhamdulillah sedikit lega.

Ada juga yang kesurupan disembuhkan, sembuh sebentar, balik kesurupan lagi, sampai berulang ulang kali. Bahkan ketika dibacakan surat yasin, ehh malah menirukan.

Ohya, Kami para panitia terbagi menjadi 2 kubu, kubu untuk membantu penyembuhan dan kubu untuk mendampingi adek adek agar tak ketularan kesurupan, dengan mengajaknya berzikir atapun ngobrol.

Satu hal yang saya amati, ketika saya berada dikubu pendamping. Si adek adek meski sudah diajak ngobrol, zikir, dan sebegainya, tetap saja ada yang kesurupan, wajah mereka memerah dan selanjutnya berteriak histeris alias kesurupan.

Wadau wadau hingga akhirnya usai sholat isya baru dipanggilkan Pak Ustadz untuk membantu menetralisir keadaan.

Dimana lagi, Saya waktu itu?
Saya kabur gaes, sebagai panitia yang tak bertanggung jawab. Saya hanya mendampingi separuh jalan, sampai menjelang isya, karena saya sendiri amat sangat syok plus ketakutan. Ini kali pertamanya saya menjumpai kesurupan masal, dan entah kenapa jiwa saya merasa berguncang, hingga saya memilih kabur untuk mengamankan diri saya. Karena saya takut bakal ketularan kesurupan.

Ehh kaburnya ini juga bukan langsung lari, tapi minta dijemput teman, wkwkkw parah saya! saking takutnya sampe keluar asrama pun tak berani. Untunglah teman saya super baik, mau menjemput dan menampungku semalam.

Kabarnya, setelah dipanggilkan Pak Ustadz kondisi mulai mereda dan tak ada lagi yang kesurupan.
Nah nah berdasarkan penuturan adek maba yang indigo (alias punya indra keenam), itu efek kelelahan dan jiwanya kosong, makanya mudah dirasuki. Lebih lanjut lagi, katanya hantunya berasal dari jemuran samping asrama, wkwkwk. Peduli amat! saya tak ingin menegaskan lebih lanjut terkait makhluk gaib tersebut, saya keburu takut dan tak ingin mengungkitnya. Saya kabur dari grup rumpian mereka namun mereka malah asyik melanjutkan rumpian tersebut, dasar adek adek!

Itu pengalaman horor versi saya, kalian punya cerita serupa kah?

Comments

  1. sebenernya kesurupan massal bisa juga diakibatkan oleh kelelahan. Tapi bisa karena ada sesuatu hal yg tidak disukai saat acara berlangsung misalnya acara tersebut terlalu gaduh dan mengganggu makhluk2 gaib penghuni disana

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah tugas saya seperti itu. Bersih bersih.

      Delete
    2. @mbk indri, waktu itu acaranya lebih kayak renungan sih mbk, jadi yang ngomong juga tidak banyak. Bagian tergaduhnya ialah ketika semua nangis dan berteriak histeris, hehe

      @mas djangkaru, wkwk tykang bersih bersih mengingatkan saya pada pasukan kuning, dinas kebersihan lingkungan

      Delete
  2. Pengalaman saya kalau mengadakan acara seperti itu, biasanya harus ada salah satu orang yang punya ilmu kebatinan lebih. untuk meminta ijin pada makhluk lain, agar nanti tidak mengganggunya. seandainya mengganggu, ada yang bisa menyembuhkannya.
    Tugas saya seperti itu, hanya menjadi pengaman :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kami tidak kepikiran sama sekali terkait hal itu karena memang desain awalnya juga acara biasa, nangis seperlunya, dan ending tertawa bersama

      Ehh ternyata benar dalil tentang manusia merencanakan tapi Tuhanlah yang menentukan

      Delete
  3. Masa-masa ospek bener-bener jadi momen buat ngeluapin apa yang dulu pernah dirasain ya. Kalo saya di kampus, bener-bener dapet pengayoman dari kating. Makanya , pas jadi panitia ospek rasanya mau ngulangin hal yang pernah dilakuin kating..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk kapan lagi bisa balas dendam secara legal, bhahahahaha

      #sambil ketawa jahat bin tsadis

      Delete
  4. Replies
    1. Iya mbk, dudah tergolong horor belum yakk?

      Delete
  5. Sebaiknya kalau ingin mengadakan geme atau permainan ada baiknya dilakukan ditempat yang terbuka dan juga tidak di dakam ruangan, karena kalau di dalam ruangan ada kecendrungan konsentrasi dan fokus menjadi hilang , inilah yang membuat makhluk halus menyerang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ouwh, terima kasih sarannya

      Dulu pertimbangannya di dalam ruang, biar gk ketahuan sama pihak kampus, mengingat agenda mewek mewekan dilarang hehe

      Delete
  6. Hehehehe, jadi mengingatkan masa-masa jadi mahasiswa ya.
    Saya dulu cuman sekali ikut panitia maba.
    Tapi aktif di hima, sampai 3 kali jadi panitia temu akrab.

    Yang acara maba, di kampus aja sih, meski malam, dan banyak yang bilang horor, saya terlalu capek untuk takut hahaha.

    Yang di hutan juga, mungkin karena di tahun pertama saya ikut jadi peserta trus sampai nangis2 katkutan, eh ternyata boong aja.

    Berikutnya saya juga gak takut lagi, meski mungkin beneran horor, tapi saya terlalu kedinginan untuk takut hantu wakakakakak

    Tapi benar kata mama Indri, kerasukan masal bisa jadi karena semua terlalu capek :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwkwk tapi seru loh mbk ikutan di kepanitiaan. Kita berasa jadi orang sibuk nyaingin dpr haha

      Delete
    2. Bangeeetttt, berangkat ke kampus subuh, pulang nyaris subuh, ampuunnn deehhh..
      Ngalahin orang kerja kantoran yang lembur hahahaha

      Delete
  7. Kalo siang saya masih berani bacain ayat suci. Kalo malam saya bakal ikut horor juga hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lah kok bisa berubah gitu?

      Delete
    2. wkwkwkwkwkw, kalau saya keburu kabur, lupa semua yang mau dibaca :D

      Delete
    3. kalau saya gak berani mendekat takut ketularan kesurupan, wkwkwk

      Delete
  8. waduh.. ngeri juga mba sampai ada yang kesurupan..
    yang jadi panitianya deg2an banget pasti yaa..

    ReplyDelete
    Replies
    1. wahahahha rasanya mirip kalau naik wahana tornado mbk. hihi
      dag dig dug serr gima gituhhhh

      hehe

      Delete
  9. Waduh, say kok jadi merinding ya mbk. Saya sendiri pernah lihat teman kesurupan, di auruh sholat pun dia mau, aneh kan. Pernah juga lihat kesurupan masall, anehnya yang kesurupan itu malah ngomongin keburukan orang yang ada di sekitarnya... Jadi pada malu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bhahahahaha ngajakin ngrumpi kali dia Wkwkwkw

      Delete
  10. Waduh kalo sampe kesurupan masal gitu mah ngeri banget. Lah ini saya kenapa merinding ya? Waduuuhh.

    Jadi inget temen saya pun pernah cerita kalo dia malah pas lagi perpisahan gitu, di villa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk ada ada saja, masak iya energi seremnya nyampe kesitu, hehe

      Delete
  11. Serem juga ya...sampe kesurupan gitu. semoga kita dijauhkan dari gangguan jin dan syetan.

    ReplyDelete

Post a Comment