Jangan Menyerah, Keep Fight Fight!

Terkadang kita menyerah dengan banyak alasan seperti, itu bukan takdir saya. Saya tak bakat. Saya nyerah, saya berhenti dan sebagainya.

Woii saya jadi gemes deh,

Usahamu baru seberapa kok udah mau mundur?

Mau masuk PTN sekali daftar gagal langsung nyerah. Jika ada orang lain yang bisa sekali daftar langsung keterima, berarti itu nikmat keberuntungan untuk dia, tapi kalau kamu gagal dalam sekali mencoba langsung mundur. Uwo uwo, Hidup tak pernah semulus itu nak!  

Kamu baru boleh mundur, kalau kamu telah mencoba dan gagal sampai batas pendaftaran, usia maupun kesempatan sudah tidak diperbolehkan alias tak memenuhi syarat lagi.

Pun sama halnya dalam urusan tes CPNS, jika baru sekali dua kali mencoba ikutan tes CPNS dan gagal yah jangan ngambek, teruslah mencoba sampai batas usiamu ditolak. Kalau sampai batas usiamu ditolak itu baru yang namanya bukan takdirmu.

Jadi buat adek adek jangan gampang menyerah ya! Hidup ini memang sulit, sadari akan hal itu. Baru setelah itu usaha yang maksimal sampai titik darah penghabisan. Baru kalau memang tidak bisa diusahakan bolehlah mundur. Itupun mundur untuk mengubah arah, bukan mundur lalu bunuh diri.

Saya jadi keinget pas jaman mau masuk kuliah dulu. Saya pun pernah mengalami kegagalan, pas jamannya snmptn undangan tahun 2009. Yang mana itu diambil 50% peringkat teratas di sekolahan, saya Alhamdulillah masuk, tapi teman teman yang tak seberuntung saya, malah bikin guyonan, katanya tak apa tak bisa lewat jalur undangan nanti kita masuk lewat jalur gaza (iya waktu itu lagi maraknya bom di gaza wkwkkw)

Seneng sebenarnya karena tiket itu tak membuatku keterima di PTN favorit dengan mulus, pas jalur undangan tersebut saya milihnya UGM sama UNDIP dan kedua duanya ditolak.

Pas pengumuman teman temanku pada hepi keterima, sementara saya gak keterima. Saya nangis gak karuan. Gak makan seharian. Saya nangis dan sedih tapi ada yang lebih sedih dari saya, yakni mamide dan papide. Ini sekaligus yang mengingatkan saya berkali kali, jika anak sedih maka orang tua bakalan lebih sedih lagi. Makanya kadang kita sering dapat nasehat agar menyembunyikan perasaan sedih kita dari orang tua, tak serta merta semua masalah harus kita ceritakan sama ortu biar mereka gak makin sedih.

Dari teman teman dan adek tingkat bukan menghibur saya kala sedih, malah menasehatiku bahwa katanya saya milih jurusannya terlalu wah. Padahal ya, saya milih jurusannya amat sangat tak terkenal, jurusan ilmu hama dan tanaman gaes, jurusan super langka kan?

Pun sama ketika ketemu guruku, dengan teganya beliua bertanya “Arlina keterima dimana?” Hiks saya sedih gaes, saya hanya bisa jawab “belum keterima bu, gung bejo”

“Ya wes tak bantuin nyari bejo”. Ehh setelah itu beliau berlalu dihadapanku sambil ngomomg, “Jo bejo ini dicariin arlina” wkwkwkkw bisa aja guruku yang satu ini demi menghibur saya yang tengah sedih berkepanjangan.

Well setelah itu saya belajar lebih giat lagi, buka buka meteri sekolah yang lalu lalu, gak pakai bimbel apa apa, belajar otodidak sndiri, ikutan tes snmptn tulis, dan alhamdulilah keterima di UM.

Seneng dong saya! Alhamdulillah.

Sebenarnya ada banyak cerita lagi jaman masih nyari kerja, cerita jatuh bangunnya, uwuwuw panjang banget ceritanya, jadi nanti nanti saja yaa saya ceritakan detailnya.