2 pelajaran berharga
Kangen. Sudah hampir tiga bulan ini aku tak berkunjung ke UKM
yang kuikuti, yakni ukm asc. Rasa kangenku membuncah, dan Alhamdulillah ada
gayung yang menyambutnya. Sebuah pesan masuk di hpku yang memberitahukan
bahwasanya besok ada rapat asc. Otomatis aku akan menyempatkan datang meski
sebelumnya aku telah janjian dengan temen-temn pdd OHB untuk mendiskusikan masalah
desain dalam rangka publikasi acara OHB. Aku membatalkan janjian dengan
teman-teman pdd demi menunaikan kerinduan ini. Dasar!!!
Rapat sebagaimana rapat sebelumnya, selalu ada saja anggota
yang nggak datang, tapi tak apalah aku masih bisa menunaikan rasa rindu ini
meski tak bisa melihat semua temenku. Suasana ketawa-ketiwi yang penuh senda gurau menjadi hal yang
selalu asyik dan membuat kami semakin akrab.
Ini tentang pelajaran berharga tersebut…
Kejadian pertama, ketika kami sedang rapat membahas masalah
yang ada di acara yang kami handle yakni mamaq. Ada temen yang mengatakan
kebohongan ini sah dalah tinjauan ilmu filsafat moral, karena kebohongan ini
berdampak kebaikan. Namun disisi lain, temen kami yang lain yang notabenenya
dari pondok, mengatakan ‘eh jangan gitu, jujur aja, Kenapa?? Lagian kalau gini
masak ya harus dosa bersama-sama. Terus yang bersedia tanggung jawab siapa??’
Kami semua terdiam, terhentak oleh pertanyaan sekaligus
pernyataan tersebut. Astagfirullah, mencari pembenaran agar tak terkena dosa,
padahal yang memutuskan dosa ialah Allah semata, dan manakala Allah telah
menetapakan kebenaran itu maka tak kan ada lagi istilah pembenaran karena semua
sudah jelas di tempatnya mana yang bakhil dan mana yang hak.
Aku malu sebagai seorang cewek, aku masih dikalahkan oleh
cowok, aku masih bodoh hingga tak ingat dosa. Padahal setiap aktivitas bakal
dimintai pertanggungjawaban kelak. Astagfirullah.
Kejadian kedua. Karena selesai rapat asc sudah masuk sholat
magrib maka aku sekalian sholat di masjid. Selesai sholat dzikir sebentar
langsung berniat pulang, manakala aku sedang asyik merapikan mukenaku, hatiku
kembali tersentak, aku mendengar seorang cowok mengaji di sebelahku, yang hanya
terpisah oleh hijab. Astagfirullah. aku saja yang cewek kalah sama dia yang
cowok, dia cowok tapi lebih rajin baca qur’an, sementara aku???
Allah maafkan hambamu ini yang sudah tersesat teramat jauh,
hamba sebagai cewek namun kualitas ibadah hamba masih sangat jauh disbanding
cowok. Hamba malu ya Allah. Ya Allah sedianya Engkau mau berbaik hati, bantulah
hamba ya Allah agar hamba bisa sekeren mereka. Hmba tak ingin dikalahkan lagi.
#Aamiin.
Comments
Post a Comment