Rasanya senasib

Rasa itu ternyata ada dan ternyata bukan aku saja yang merasakan. Wkwkwk. Alhamdulillah ternyata ada temannya.

Dan jujur sekarang saya sudah mulai belajar mengikhlaskan. Karena apapun itu,  pasti ada kuasa Allah didalamnya. Karena yang namanya rezeki,  tak kan bisa dipindahtangankan. Jika aku tak dilibatkan berarti memang Allah menghendaki itu bukan rezeki saya. Okelah.

Dulu mungkin masih uring uringan, mudah marah, tersinggung, apalagi kalau honor tak diberi, tapi kerjaan dibagi. Lah wong kerjaan tak dibagi honor tak dibagi saja masih pingin marah kog. Wkwkwk.

Yah mau gimana ya. Marahnya itu disebabkan sebenarnya proyek tersebut harus melibatkan aku tapi sama atasan diganti orang lain dengan dalih tanpa akupun boleh dan bisa. (Gregetnya nahan).

Dan itupun bukan hanya sekali dua kali, melainkan berkali kali. Makin nyesek kalau dipameri teman teman lain yang seprofesi tapi keberadaannya sudah dianggap dan dilibatkan dalam proyek. (Nafasnya ditahan karena penuh dengan emosi).

Tapi itu dulu. Yes itu dulu.
Kalau sekarang mikirnya lebih dewasa.

Ya sudahlah, mungkin itu rezekinya dia, buktinya sama Allah juga tak berniat dipindahkan ke saya.
Ikhlas.
Mungkin dia yang lebih butuh uang untuk menghidupi anak istrinya. Sementara kalau saya yang dapat uang hanya untuk memenuhi kebutuhanku dan sedikit untuk bapak ibu.
Setidaknya tanpa terlibat dalam proyek, juga membuat pekerjaanku menjadi sedikit, ringan, serta tidak membuatku capek. Alhamdulillah.
Pokok temanya disyukuri.

Dan,
Ternyata tadi pagi ada teman kerja yang ngeluh, mengeluhkan apa yang kurasakan, persis. Dia tidak terima disuruh suruh tok sementara dia tidak dilibatkan dalam panitia proyek. Kerjaan dapat, honor tidak. Wkwkw.
Lho ladalah, ternyata bukan aku saja yang demikian. Haha.

Pokok tanpa ada rasa ikhlas, ruginya bakalan tripel. Capek kerja iya. Gak dapat honor. Gak dapat pula pahalanya.
Naudzubillah.

Mulai sekarang ditata niatnya, kerja lillahi ta'ala. Bersyukur, Alhamdulillah.


Comments

Mau baca yang ini gak?