Rencana Tuhan


Ini namanya manusia hanya bisa merencanakan dan Allah lah yang menentukan. Ini pelajaran yang benar-benar kuresapi di awal tahun 2017. 

Hal pertama, aku berencana mulai tahun 2017 ini aku sudah berangkat pagi untuk bekerja. Ehh tetapi Allah berkehendak lain. Aku masih diminta Allah untuk stay di rumah. Padahal aku udah nyebar surat lamaran kerja yang jumlahnya puluhan tapi belum satupun perusahaan yang memintaku untuk kerja ditempatnya. Sebenarnya bukan karena ambisiku kerja, tapi aku ingin punya aktivitas yang bermanfaat dan itu menghasilkan uang. Kalau uang udah tau sendiri, kan? fungsinya untuk apa saja? bisa digunakan untuk sedekah, memenuhi kebutuhan keluarga, nabung untuk umroh, dan sebagainya.
Sebenarnya juga kepikiran untuk bikin usaha sendiri, tapi mikir lagi karena taka da modal. Mau pinjam bank, yah pakai jaminan apa?

Maka ya sudahlah sekarang hanya ngelesi adek adek. Ehh kadang aku juga kepikiran mungkin maksud Allah dengan belum menyuruhku kerja diperusahaan adalah menggenapkan utk ngelesi adek adek selama 1 bulan agar aku bisa ngambil upahnya, iya maybe? Think positif pokoknya
Atau juga, mungkin Allah hendak mengajariku cara bersyukur terhadap uang yang ada. Agar kelak kalau punya uang banyak bisa mengendalikannya dengan baik. Karena selalu teringat uang itu amat sangat berharga, apalagi di saat-saat jadi pengangguran kayak gini. Nilai uang itu lebih besar ketimbang emas. Hihi.

Hal kedua, sebenarnya setelah melewati berbagai proses yang panjang, saya memperoleh kesempatan untuk interview kerja di sebuah perusahaan atas rekomendasi dari kerabat jauh. Tapi sayang, aku melewatkan kesempatan berharga tersebut karena aku teledor tidak mengangkat telepon (panggilan interview dari perusahaan). Tuh, kan? Yang ini benar-benar kuasa Allah untuk menentukan. Karena apapun setting-an kita kalau itu tidak seperti yang Allah maksud, maka mudah saja bagi Allah untuk membelokkannya. SubhanaAllah. Bener-bener takjub dengan kuasa Allah.

Kayak kalau kita merencanakan sebuah acara. Kita sudah merancangnya sedetail dan sesempurna mungkin. Tapi kembali lagi pasrah dan tawakal itu yang utama. Karena segala sesuatunya dikendalikan oleh Allah. Acara yang sudah kita setting bisa berhasil dan sempurna, bisa saja berantakan. Entah (mungkin) karena tiba-tiba ada mobil nyasar (yang blong remnya) terus menabrak tempat acara yang telah kita desain dan susun, atau gimana gimananya. Intinya Allah itu maha kuasa untuk merubah rencana kita, meski kita sudah mendesainnya sebagus mungkin. Dan itu mudah saja bagi Allah.

Terus, apa yang mesti kita lakukan? Tidak lain tidak bukan ialah, tetap berpikir positif pada Allah. Karena sekali saja kamu menaruh perasaan dendam, kecewa, atau marah pada Allah. Maka persaaan itu justru akan membuatmu makin menderita. Kenapa? Karena arah instropeksi dirimu akan menitik beratkan pada ‘apa yang salah denganku?’ Lain halnya, jika kalian berpikir positif alias huznudzan pada Allah, maka arah instropeksi kalian juga akan mengarah ke kebaikan dan itu bisa membuat tubuh menjadi sehat. Misalnya dengan berpikir ‘Ouwh, aku diberi ujian ini oleh Allah, mungkin, karena Allah ingin bertemu aku lebih sering (tidak hanya di waktu sholat lima waktu, tapi juga di waktu sepertiga malam dan di waktu dhuha).

Seperti dalam bukunya bang Tere Liye yang judulnya ‘Rembulan Tenggelam di Wajahmu’ (novel favoritku) bahwasanya: Pahamilah! Karena kumpulan dari setiap takdir manusia akan membentuk rajutan benang-benang bola kehiduan yang amat indah. Dan tahu sendiri, kan? Yang namanya rajutan, pasti akan ada benang-benang yang saling bersinggungan satu sama lain. Kalau rajutannya lurus, tidak ada yang bersinggungan, yah tidak akan mungkin jadi bola rajutan yang cantik. Adakalanya benang kehidupan kita di atas (menindihi benang kehidupan orang lain) dan adakalanya kita yang harus di bawah (ditindihi benang kehiduan orang lain). Maka saat kita berada di bawah, yah kita harus lapang dada, legowo, dan nerima. Karena mungkin itulah alasan terbentuknya bola kehidupan jadi cantik. Lalu, bagaimana bila kita egois? Yah, bisa kalian bayangkan sendiri, selamanya bola itu tak kan terbentuk.

So, jangan menyalahkan Allah atas semua peristiwa yang menimpa diri kita, karena kita yang tak pernah tahu dengan pasti, akan ada berapa banyak kebahagian yang muncul dari kesedihan kita dibandingkan jika kita yang bahagia, mungkin kebahagiaan kita tak  sebermakna kebahagiaan orang lain tersebut. 

Misal. Pas tes cpns atau kerja perusahaan, yang diterima adalah seorang bapak-bapak, bukan dirimu yang masih muda. Maka jangan bersedih! apalagi menyalahkan Allah. Karena (mungkin) jika bapak tersebut yang jadi pns atau keterima kerja, maka ia bisa menghidupi keluarganya atau mungkin uangnya bisa digunakan untuk berobat anaknya yang sedang sakit. Lain halnya dengan dirimu, kalau kamu yang keterima mungkin uangnya akan kamu gunakan untuk foya-foya, hanya untuk kesenangan dirimu.

Ingat selalu ada rumus: Allah itu Maha Tahu yang terbaik untuk hamba-Nya.

So tetap tersenyum menjalani hidup ini, ibadah gak boleh lelah, semoga Allah meridhoi setiap langkah kita

Comments

Mau baca yang ini gak?