Bertemu Malaikat

Ini kali pertamanya saya membuat label khusus pelajaran hidup yang kuambil dari lingkungan sekitarku

By Pixabay

Jadi hari sabtu kemarin ada seorang tamu datang kerumah,  seorang ibu ibu paruh baya dengan pakaian lusuh, tanpa polesan make up sedikitpun, tanpa alas kaki, bahkan sandal jepit pun tidak pakai. Awalnya kupikir ia meletakkan sandal jepitnya di halaman, karena sungkan mau masuk ke rumahku, tapi setelah beliau pamitan dan kuantarkan ke depan pintu rumah, tak kulihat sandal jepitnya, dan beliau benar benar telanjang kaki.

Beliau adalah warga saya. Namun karena saya belum hafal dengan seluruh warga saya jadi saya tak curiga sedikitpun. Papide dan mamide selaku orang asli desa sini pun tak mengenali si ibuk tersebut. Ya karena beliau tinggalnya di desaku bagian utara sementara saya diperbatasan bagian selatan.

Katanya, beliau mau minta surat pinjaman bank sebagai biaya operasi anaknya yang tengah sakit. Namun karena beliau tidak membawa suatu identitas apapun, baik itu kk maupun ktp, jadilah saya tidak bisa membuatkannya. Kusarankan beliau agar mengambil kk atau ktp nya, tapi itu tidak mungkin karena hari ini, sabtu, kantor libur sementara saya harus ngajar di sekolah, ditambah pula si ibu pasti capek dan lelah jika harus bolak balik sepagian ini, oleh karenanya kutawarkan agar si ibu mengirim foto kk atau ktp ke no. Whatsapp ku agar tak perlu capek bolak balik.
Si ibu bilang, dia tidak punya hape, apalagi whatsapp tadi.

Saya memberinya saran lagi untuk minta bantuan ke tetangga sekitar rumah yang punya hape. Ku beri selembar kertas bertuliskan no. Whatsappku.

Dan selanjutnya
Beliau curhat lagi kalau sekarang sedang kehabisan uang, suaminya belum bisa mengiriminya uang makanya mau pinjam uang ke saya. Setelah mendengar penuturan beliau diatas, saya kasihan dan tidak tega, kutanyakan "Butuh uang berapa bu?"

Si ibu menjawab 200k dan berjanji senin akan mengembalikan uangnya ke saya sekaligus mengambil surat pinjaman bank tadi.

Kuiyakan saja karena memang itu bagian dari tanggung jawab saya selaku pejabat desa.

Kemudian si ibu pamit pulang. Ternyata beliau datang ke rumah saya dengan mengendarai sepedahan ontel tua makanya pas beliau datang saya sekeluarga sedikit heran karena tak terdengar suara motor tapi tiba tiba si ibu sudah muncul di depan pintu saya yang telah terbuka. Yang bikin tambah miris lagi ban sepedanya si ibu kempes. Beliau melenggang pergi tanpa sempat kutawari untuk memompa ban sepedanya.

Dan ketika si ibu telah menjauh,  papide berkata:

"Seperti itulah hidup, kala kita benar benar kepepet (terhimpit ekonomi dan tak punya uang sedikitpun) kita akan menjadi berani menanggung resiko malu, gak perduli jika itu harus ngutang ke orang lain. Orang orang seperti itulah yang wajib kita bantu, jangan sampai menolak membantunya jika kita masih bisa membantunya walau itu sedikit"

Dan setelah itu, minggu, senin, selasa, tak ada kabar dari beliaunya. Bukan karena uangnya tadi, tapi kami malah kepikiran mungkinkah itu malaikat yang sedang menyamar? Wkwkkwk

Comments

  1. Bertemu malaikat, malaikat apa? Malaikat cinta ya aie?? Duh voling ini love ya kamu aie , moga kita diberikan berkah , umur panjang, terus jodoh secepatnya . Heaaa? Heaaa ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukannn

      Jodohnya mah masih tertutup kabut wkwkw

      Delete
  2. Kenapa gak bertemu Asro aja heee... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Soalnya belum kenalan sama si Asro makanya belum ketemu wkwkkwk

      Delete
  3. Emang suka nggak tegaan kalau lihat orang begitu.... Saya kalau jadi mbk arlina juga bakal melakukan hal yang sama. Karena kalau nggak dilakukan malah bakal kepikiran seumur hidup😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa betul mbk,

      Bakalan nyesel kalau gak bisa bantuin orang orang yang jelas jelas butuh bantuan kita sementara kita dalam keadaan bisa bantu

      Delete
  4. Sepeda onthel dengan ban yang kempes, hmmm...pemandangan yang cukup menyita kita untuk menikmati kondisinya saat itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pemandangan yang cukup membuat dada serasa sesak secara tiba tiba

      Delete
  5. Smg ketulusan mba arlina membawa berkah seterusnya. Salut sama pelayanan yang optimalnya kepada warga desa

    ReplyDelete
  6. Terkadang inilah yang disebut dengan arti kehidupan yang tentunya akan membuat hidup lebih bermakna

    ReplyDelete
  7. Justru orang-orang gak berpunya gini kalo suatu saat bantu kita, bantunya gak nanggung-nanggung. Apa yang dia bisa bantu akan dia bantu sekuat tenaga.

    Berdoa saja mbak, semoga ibunya dan keluarganya diberi kesehatan dan keluasan rizki. Yakin suatu saat akan dibalas mbak ketulusan mbak.

    ReplyDelete
  8. Mbk harusnya kemarin mbk antar ke rumah ibu itu ambil KK, sambil biar bisa tahu mbk, bagaimana kondisi warga mbk. Eak eak eak.

    ReplyDelete

Post a Comment

Mau baca yang ini gak?