Patah hati

Aku tidak tahu dan benar benar penasaran dengan apa yang ingin disampaikan olehnya. Ia tak mau membocoriku sedikitpun, hanya bilang tunggu nanti setelah setelah sampeyan pulang kerja

Jam baru menunjukkan pukul 20.30 itu artinya masih butuh waktu satu setengah jam lagi agar aku bisa ceoet cepet pulang. Dan entah kenapa waktu ini serasa berjalan sangat lambat tak seperti hari hari kemarin. Pikiranku sibuk menerka nerka terkait apa yang ingin dia sampaikan.  Mungkinkah suatu hal baik. Mungkinkah kabar bahagia. Atau sebaliknya. Ahhh segera kutepis pikiran buruk tersebut.

Akhirnya waktu pulang pun tiba
Sepanjang perjalanan pulang,  akupun tak bisa berkonsentrasi penuh mengendarai motorku. Pikiranku masih terlalu sibuk menerka. Dan sesampainya dirumah langsung kuambil hapeku untuk mengabari dia. Kuketik dengan cepat karena kata katanya sudah kurangkai sejak perjalanan tadi
Ini aku sudah sampai rumah
Bukannya langsung cerita dia malah sibuk menyuruhku istirahat dulu. Yah mana bisa?? Pikiran dan hati terlanjur tidak bisa tenang saking penasarannya. Saya menolak anjurannya dan langsung menanyakan padanya terkait apa yang ingin disampaikan.

Tidak ada angin, tidak hujan, mendung pun tak kelihatan sama sekali, tiba tiba dia minta putus.

Saya mau minta maaf atas semua sikap saya selama sebulan ini. Yang terlalu banyak menuntut๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™

Maaf mungkin kita cukup sampe disini

Tubuhku lemas seketika, layaknya orang puasa sebulan di gurun tanpa dikasih waktu untuk berbuka, tanpa makan maupun minum.

Saya hanya bisa mengiyakan permintaannya. Saya tak punya hak untuk menahannya. Mungkin saya memang terlalu cacat dimatanya. Saya tidak pantas untuknya. Karena saya hanyalah pungguk yang merindukan bulan. Dan saya sepenuhnya sadar bahwa saya bukan siapa siapa.

Tenggorokanku menjadi sakit dan serak, dan tiba tiba dadaku ikutan sesak padahal selama ini saya tak pernah punya riwayat sakit jantung ataupun paru paru, air mataku mengalir tanpa bisa kutahan, dan semakin kuseka semakin mengalir tak terbendung. Bibirku kelu tak bisa bersuara lagi. Aku sakit.

Padahal aku cowok, seharusnya aku kuat dan tidak boleh secengeng ini. Tapi kenapa dengan diriku ini. Entah apa yang merasukiku?

==
Cerpen pertamaku sejak lulus SMA karena tak pernah dapat tugas nulis cerpen jadilan tidak pernah nulis. Dasar akoeh!


Comments

  1. Menggalami yang namanya broken heart itu memanglah menyakitkan, ibaratnya seperti tertusuk pisau belati gitu mahu makan tak enak, mahu beraktivitas badan terasa lemah dan lunglai gitu. Ya, hanya waktu yang bisa menyembuhkan luka lara itu dan kekuatan doa dari sang ilahi. Aku juga pernah menggalaminya bulan lalu, sakit rasanya ? Aku yang mencintai dia ternyata dia mempermainkanku awalnya dunia terasa gelap segelap cahaya yang hilang dari peradapannya. Tapi, alhamdullilah sekarang semenjak aku mulai aktif di yayasan aku sudah mulai merasa agak baikan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cuman bisa kasih semangat. Semangat mbk titi.

      Ingat lagunya afgan
      Jodoh pasti bertemu

      Delete

Post a Comment

Mau baca yang ini gak?