Memyumbang tapi pilah pilih, boleh atau tidak?

By Pixabay

Ceritanya tadi ada kumpulan ibu ibu kader di pendopo desaku. Sebenarnya saya tidak mau ikut campur masalah begonoan. Karena memang sudah ada yang menangani. Ibaratnya saya hanyalah pengamat/pengawas.

Paling kalau mereka lagi kumpulan, saya hanya datang menghampiri, menyalami mereka barang sejenak, setelah itu asyik beraktivitas di dalam kantor. Entah ketika ada banyak warga yang butuh dilayani administrasinya atau memang sedang sepi pengunjung, saya lebih suka duduk di dalam kantor.

Pun termasuk hari ini.  Salim, setelah itu masuk kantor. Baru keluar lagi ketika mau pulang.

Dan tetiba mereka (ibu ibu) memanggil saya. Kalian tahu apa yang mereka mau sampaikan?

Mereka menagih sumbangan buat beli kaos sodara sodara.

Ehh sebenarnya gak papa sih, biasanya juga sering gitu, ada warga kerumah dan minta sumbangan. Tapi yang ini, kali ini, entahlah saya tidak suka caranya.

Mau beli kaos, mereka berbanyak orang, cuma iuran 25 rb per orang, sisanya disuruh saya yang nalangin. Ya helloww, saya gak mau lah. Sebodo bodo amat saya dibilang pelit. Saya mah perhitungan.

Lagian kalau nyumbang gitu, yang ada saya juga gak bakal bisa ikhlas karena udah mikir serasa dipalak wkwkkw.

Ikhlas mah kalau memberi ke orang yang bener bener butuh, untuk memenuhi kebutuhannya yang sudah sangat mendesak bin darurat, bukan memberi ke mereka tapi untuk senang senang. Big no!

Karena orang orang yang beneran butuh biasanya kalau diberi bantuan akan membuat kita merasa ikut senang, iya karena mereka akan mengalirkan doa-doa tulus tanpa kita minta.
"Semoga makin lancar kerjanya, cepet ketemu jodohnya, makin kaya, dan makin bahagia."

Beda kalau memberi dengan maksud sumbangan sebagaimana diatas, yang ada cuma dapat sanjungan dan pujian. Sementara saya lagi gak butuh sanjungan dan pujian, wkwkwk.

Toh kalaupun mereka mau mogok kerja gara-gara ulahku, yang tidak mau nyumbang, ya seterah! Saya tidak punya urusan. Paling yang kena damprat dari kecamatan jika proker tidak terlaksana juga atasan, alias bukan saya, hahaha.

Dan semisal mereka beneran mogoknya, hati hati saja bakal kucarikan ganti. Yakin deh, diluaran sana juga banyak yang minat gantiin pekerjaan mereka, mengingat bakal dapat gaji bulanan.

Dan,
Mungkin karena mereka sadar kalau saya gak mau dimintai sumbangan. Tiba tiba ada yang kepikiran buat minta sumbangan pada atasan saja.

Saya diam, cuma ngebatin dalam hati:
"Nah gitu dong, pinter! Minta uang ya ke atasan lah. Pasti bakal diberi karena beliau kan lagi momen momennya butuh nama baik demi masa pilihan yang akan datang!"

Hahaha

Btw, memang beginilah sikap dan sifat saya. Saya tidak bisa dermawan ke semua orang, saya termasuk tipikal orang pilih pilih, hanya dermawan pada orang orang tertentu.