Hari keenam puasa : ada yang minta izin


Hari ini ada sebuah keajaiban karena tumben banget, dipagi hari sekitar jam 9 nan dia wa saya. Padahal setahuku itu adalah jam sibuknya.

Dia pamit mau ikutan lelang. Doaku menyertainya. 
Tapi setelah itu dia menghilang tanpa kabar.

Entahlah saya benar benar cemas dan khawatir. Sempat berpikir negatif kalau dia kalah lelang lalu sedih makanya tidak menghubungiku lagi.

Sampai jam 4an sore lebih, dia baru bales wa saya yang kukirim di pagi hari setelah dia pamit dan menghilang tanpa kabar.

Dannnn itu jawabannya singkat banget.  Tanpa ada embel embel apapun, apalagi emoticon. Aku sedih. Mungkin kah aku gak penting lagi? Dan hanya menjadi penganggu hidupnya.
Okelah mungkin saatnya aku sadar diri.

Dan ternyata habis magrib, dia masih wa aku lagi. Dia menjelaskan rutinitasnya seharian ini makanya gak sempat menghubungiku (Wkwkkw aku saja yang alay ternyata)

Ngobrol sesaat dan berhenti karena kita sama sama mau tarawih.

Dan seperti malam malam sebelumnya, malam ini pun kami ngobrol banyak hal. Puncaknya ketika dia mulai membahas dan menyarankan saya untuk mulai fokus memikirkan masa depan. Hmm saya jadi bingung dong, masa depan? Masa depan saya yang mana dan yang seperti apa.

Lalu dia menyebutkan 3 ceklist.
1. Kerja ok
2. Membahagiakan ortu, dan
3. Berumah tangga.
Lalu kubalas membahagiakan ortu proses, sementara kalau masalah rumah tangga nunggu kalau ada yang ngajakin nikah.

Yang dibahas poin kedua, saya dapat nasehat keren dari dia, yang membuatku tersadar kalau selama ini saya gak pernah peduli dengan kasih sayang bapak ibuku. Katanya, buatlah mereka bahagia lebih dari ketika mereka membahagiakan kita kala kita masih kecil hingga kita sedewasa ini. Dan bila beda pendapat dengan ortu itu boleh boleh saja, tapi jangan sampai menyakiti hati mereka.
Masyaallah.

Lebih lanjut, setelah bahas ortu baru bahas point ketiga. Secara tiba tiba dia ngomong, ' kalau manusia diciptakan berpasang-pasangan untuk saling melengkapi, meski yang ngomong juga belum lengkap.'

Sebuah kalimat yang membuatku gemes pingin koment. Makanya segera dicari jodohnya biar lengkap.

Maka semakin larutlah obrolan kami, dan puncaknya ketika dia berani izin ke saya untuk meneyebut nama saya di dalam doanya.

Aku speechles. Antara seneng tapi juga takut, jika saya bukanlah orang yang tepat untuknya.

Pokok beneran pasrah sama Allah agar diberikan yang terbaik.

Yang jelas kalau saya pribadi requestnya jodoh yang bisa dijadikan partner untuk urusan dunia dan juga akhirat.

Comments

Post a Comment

Mau baca yang ini gak?