Hari Pertama Puasa: Ngetawain pak bos


Ini bakal jadi cerita rangkaian ramadhanku kali ini. Pingin nulis 30 hari puasa di blog ini. Dan bakal kuceritakan setiap hari meskipun waktunya bakal selisih sehari, agar saya tahu dan bisa memilih hal mana yang mau saya bagikan ke kalian. Semoga bisa konsisten.

Nah, di jumat kemarin, di puasa pertama. Saya mau cerita terkait yang terjadi di kantorku. Bukan sebuah peristiwa heboh. Tapi lumayan untuk dijadikan bahan cerita.

Jadi ceritanya, kamis kemarin pak bos kecamatan main ke desaku. Nah beliau bercerita kalau DDnya sudah ditransfer, dan  kami dari pihak desa diminta ngechek ke bank dulu.

Di malam harinya saya wa ke rekan kerjaku untuk membuat rpd, buat jaga jaga kalau mau ambil uang di bank.

Dan anehnya di pagi harinya si bos seperti sudah siap ke kecamatan untuk ngurus pencairan.

Jadilah saya serada mikir,  emang udah siap beneran bisa diambil ya uangnya? Secara sknya pak bos kan belum jadi?

Saya diam dan memilih untuk tidak jadi saya kroscekkan ke pak bos. Saya mencoba menaruh prasangka, mungkin pak bos sudah dapat info langsung dari kecamatan kalau uangnya sudah bisa diambil, sementara kami (dari golongan sekdes) tak diberitahu oleh kecamatan. Okelah

Dan berangkatlah Si bos ke kecamatan. Kemudian selang berapa waktu kemudian, beliau wa saya, kalau DDnya belum bisa diambil gara gara sknya belum jadi.

Dalam hatiku ngebatin, Tuh khannnnn!!!! Sambil ngikik keras keras.

Comments

Post a Comment

Mau baca yang ini gak?